Bamsoet: Munaslub Golkar Hanya Bisa Dilakukan Kalau Ada Kejadian Luar Biasa

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo. (Ist)

menitindonesia, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar hanya bisa dilakukan jika ada kejadian luar biasa. Yang dimaksud kejadian luar biasa, misalnya ketua umum Golkar Airlangga Hartarto berhalangan tetap atau tersandung kasus mafia minyak goreng.
“Sekarang Golkar masih baik-baik saja, kita masih terkonsolidasi dengan baik,” kata Bambang Soesatyo alias Bamsoet kepada wartawan di sekitar Istana, Rabu (26/7/2023).
BACA JUGA:
Ngotot Usulkan Munaslub, Ridwan Hisjam Sebut Airlangga Belum Jelas Kerjanya di Golkar
Mengenai namanya yang juga disebut-sebut akan maju sebagai calon ketua umum bila terjadi munaslub Golkar, ia menyebut dirinya sudah pernah menjadi calon ketua umum pada Munas Golkar tahun 2019. Namun, saat itu, kata dia, dirinya tidak melanjutkan pencalonannya sehingga Airlangga mulus menjadi ketua umum sampai saat ini. Namun, dari kubu Airlangga diperoleh informasi, Bamsoet mundur saat itu setelah dijamin oleh Airlangga akan dijadikan Ketua MPR RI.
Bamsoet melanjutkan, dia akan kembali melakukan konsolidasi dan mempersiapkan dirinya untuk maju pada pemilihan ketua umum Partai Golkar pada Munas tahun depan. “Kalau tahun depan saya akan mencalonkan diri,” ujarnya.
BACA JUGA:
Bela Airlangga, Kader Golkar Sulsel Nasran Mone Tantang Ridwan Hisjam Diam
Sementara itu, secara terpisah, Ketua DPD Partai Golkar NTT Melki Laka Lena menyatakan keinginan melakukan munaslub Golkar hanya halusinasi politik sejumlah pihak yang frustrasi. Hingga kini, ujar Melki, tidak ada satupun DPD Golkar yang melontarkan rencana menggelar munaslub untuk menggantikan ketua umum Airlangga Hartarto.
“Sekarang pengurus dan kader sedang fokus konsolidasi mempersiapkan Pemilu 2024. Yang kami bahas semacam tema-tema konsolidasi dan Pemilu. Tidak ada atensi kami untuk munaslub,” kata Melki di Gedung DPR RI, Rabu (26/7).
Melki menambahkan, pengurus daerah tidak terpengaruh dengan gonjang-ganjing rencana munaslub dan agenda terselubung kader yang mau maju calon ketua umum di Munas Golkar tahun depan. Ia juga menegaskan, seluruh pengurus daerah tetap tunduk dan loyal kepada ketum Airlangga Hartarto.
Sebelumnya, gagasan untuk menggelar munaslub mencuat dari Yorrys Raweyai setelah ia bertemu Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan. Menurut Yorrys, Luhut menyarankan agar Airlangga Hartarto digantikan karena banyak masalah di internal Partai Golkar.
Senada dengan Yorrys, Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam, mendesak Airlangga mundur dari ketua umum Golkar dan segera dilakukan munaslub Golkar. Ridwan mengusulkan Luhut menggantikan Airlangga lewat mekanisme munaslub. (AE)