menitindonesia, JAKARTA – Sejumlah lembaga survei merilis hasil surveinya untuk mengukur elektabilitas (peluang terpilih) para capres dan cawapres. Dari hasil survei Saiful Mujani Research Centre (SMRC) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Anies Baswedan yang diusung oleh NasDem dan PKB, semakin rendah meskipun sudah memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.
SMRC menyatakan dari simulasi tiga pasangan capres dan cawapres yang dilakukan, tingkat keterpilihan pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar semakin rendah meskipun sudah melakukan deklarasi capres – cawapres.
“Ini reaksi publik setelah deklarasi Anies – Muhaimin, hasil surveinya semakin rendah. Harapan pasangan ini akan meningkat pascadeklarasi tidak terjadi,” kata Saiful Mujani, dikutip Minggu (17/9/2023).
Dari tiga pasangan yang diriset melalui survei yang kredibel, terungkap dalam survei SMRC pasangan Ganjar Pranowo – Ridwan Kamil menempati posisi tertinggi 35,4 persen. Disusul Prabowo Subianto – Erick Thohir 31,7 persen. Anies – Muhaimin hanya 16,5 persen. Yang belum menjawab, terdapat 16,4 persen. SMSI mengatakan, meskipun survei Anies ditambah dua kali lipat, belum bisa menempati posisi teratas.
Saiful Mujani mengatakan, surveinya tersebut dilakukan pada 5 September 2023 setelah Anies – Muhaimin dideklarasikan pada 2 September 2023 dengan melibatkan 1.212 responden.
Hasil survei SMRC tersebut, sama dengan hasil dari LSI, juga menyatakan elektabilitas Anies Baswedan yang paling terendah dibanding Ganjar dan Prabowo. LSI mengukur peluang tiga bakal capres pada bulan Agustus 2023 sebelum Anies memilih pasangannya.
Dari simulasi tiga capres yang dilakukan LSI, Ganjar Pranowo menempati urutan pertama 37 persen. Elektabilitas Ganjar mengalami trend kenaikan. Disusul Prabowo Subianto pada posisi kedua 35,3 persen. Juga Prabowo mengalami kenaikan sejak Agustus tahun lalu mendapat 30.1 persen.
Sementara Anies, yang semula mendapat elektabilitas 28,2 persen pada Agusntus tahun lalu, terus menurun hingga Agustus 2023 di angka dibawah 20 persen.
Pengamat: Makin Dikenal, Elektabilitas Anies Makin Turun
Peneliti Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd mengatakan, trend survei Ganjar dan Prabowo dalam kurun satu tahun mengalami trend positif dengan kenaikan paling tinggi 5 persen. “Sedangkan Anies Baswedan, berdasarkan survei LSI, dalam setahun justru menurun hingga hampir 8 persen. Artinya, semakin semakin dikenal semakin rendah elektabilitasnya.
Menurut Muhammad Asrul, dari temuan survei selama setahun, sudah bisa terpotret dan disimpulkan reaksi publik terhadap figur kandidat. “Kalau sudah mendeklarasikan pasangan kemudian elektabilitasnya turun, itu tandanya reaksi publik tidak suka sama figur tersebut. Berarti kandidatnya tidak dipercaya publik,” ujarnya.
Selain itu, alumni Universitas Islam Negeri Makassar ini, mengungkapkan dari bacaan survei kredibel yang dirilis SMRC dan LSI, Anies Baswedan menjadi kandidat satu-satunya yang mengalami penurunan elektabilitas, dari 28,2 persen turun menjadi 22,2 persen. “Anies turun dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa dia tidak diterima oleh publik. Ini berarti top mind publik hanya ada dua nama bakal calon yang dominan, hanya Ganjar dan Prabowo,” ujar Muhammad Asrul saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (16/9).
Selain itu, Muhammad Asrul juga mengatakan berdasarkan logika survei dari tiga lembaga survei (SMRC, LSI dan Litbang Kompas) menunjukkan hasil bahwa pamor mantan Gubernur DKI Jakarta itu semakin redup. “Kalau ditilik dari hasil survei tiga lembaga survei, bisa disimpulkan kalau Anies makin redup. Saya perkirakan, kalau Anies dijadikan cawapresnya Ganjar atau Prabowo, juga tidak memberi nilai tambah elektoral, bisa malah menarik turun seperti hasil dia,” paparnya. (AE)