ASS Rangkul Taufan Pawe di Pilgub Sulsel, Ancang-ancang Koalisi Besar: NasDem, Golkar dan Gerindra

FOTO: Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe dan Bacagub petahana, Andi Sudirman Sulaiman (ASS). (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Bakal calon gubernur petahana Sulsel Andi Sudirman Sulaiman merangkul Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan Taufan Pawe jelang Pilgub digelar. Keduanya bertemu di Hotel Claro Makassar, Sabtu (20/4/2023).
Peneliti pada Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (LKP) Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd., mengatakan Taufan Pawe masih menjadi satu poros kekuatan di Pilgub Sulsel karena Taufan mengendalikan 14 kursi di DPRD Provinsi Sulsel hasil Pileg 2024.
BACA JUGA:
Pj Gubernur Sulsel Gelar Peletakan Batu Pertama Pembangunan Menara Masjid Nurul Ilmi Himal SMPPSMADAGA Bone
Sehingga, kata dia, Taufan harus dirangkul untuk membentuk koalisi besar di Pilgub yang akan mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang digadang-gadang, yakni Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma).
“Jadi ini rencana poros Sudirman ingin membangun koalisi besar, merangkul NasDem (17 kursi), Gerindra (13 kursi) dan Golkar (14 kursi). Sudah hampir terbentuk ini pasangan ASS-Fatma. Bisa dibaca dari gestur politik Rusdi Masse (NasDem) dan Iwan Aras (Gerindra),” kata Muhammad Asrul saat dimintai komentarnya.
Ia mengungkapkan setelah lembaganya meriset langkah politik Taufan Pawe di Pilgub ini, pasca Pileg 2024, ia menyimpulkan ‘hormon politik’ Taufan Pawe untuk maju di Pilgub sudah menurun pasca Taufan ditetapkan sebagai caleg terpilih Golkar dari Dapil Sulsel 2 DPR RI. “Kecuali kalau MK mengabulkan permohonan PPP, mungkin itu lain cerita,” ujarnya.
Untuk mewujudkan koalisi besar (NasDem-Golkar dan Gerindra) di Pilgub Sulsel, ujar Asrul, Andi Sudirman Sulaiman harus membangun komunikasi politik untuk memastikan pihaknya mendapatkan usungan Golkar.
BACA JUGA:
PPP ‘Dekati’ Fadil Imran Untuk Diusung di Pilgub Sulsel, ‘Identifikasi’ Rencana Koalisi Parpol Pengusung?
“Karena Gerindra merupakan ‘embrio’ politiknya di Pilgub, NasDem dengan menjadi paket cawagub sudah cukup mengusung. Meskipun sudah ada restu dari Nurdin Halid untuk diusung Golkar juga, dia tetap harus berbaik-baik dengan Taufan Pawe supaya lebih mantap lagi,” ujarnya.
Ditanya terkait opsi Sudirman-Taufan Pawe berpasangan, dia menilai opsi tersebut mengandung resiko politik elektoral, sebab NasDem menjadi pemenang Pileg di Sulsel dengan mengontrol 17 kursi di DPRD Sulsel.
“Secara elektoral, figur Fatma lebih kuat dibanding Taufan Pawe, tambah lagi kekuatan NasDem sangat solid hingga di akar rumput. Apalagi Taufan tidak ambisi maju di Pilgub. Dia hanya mau dihargai dan diajak bicara kalau mau koalisi dengan Golkar,” ungkap Asrul.

Tiga Poros Koalisi

Selain itu, alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu, juga mengungkapkan, dari eskalasi politik jelang Pilgub Sulsel, Asrul menilai sangat berpotensi dengan tiga pasangan calon yang akan berkontestasi dan bisa terjadi head to head ASS vs Fadil Imran.
“Kami memantau pergerakan parpol. Yang sudah terang pengusung petahana (ASS-Fatma) yang bakal diusung NasDem, Gerindra dan Golkar. Fadil Imran sekarang kan membentuk poros sendiri yakni ancang-ancang PPP, PAN dan Demokrat dan poros ketiga Danny Pomanto dengan PDIP dan berpotensi merangkul PKS, Hanura dan PKB,” ungkapnya.
Asrul pun tidak menampik potensi terbentuknya dua poros kekuatan calon, yakni poros ASS vs Fadil Imran. “Potensi head to head ASS-Fatma vs Fadil Imran itu ada. Yang berpotensi menjadi wakilnya Fadil jika head to head, ya Danny Pomanto (PDIP) atau Ni’matullah (Demokrat). Karena Indah dan Adnan Purichta sulit maju kalau tidak mengambil Golkar,” ujar dia. (AE)