Unhas Kukuhkan 4 Guru Besar Baru di Bidang Agrokompleks, Ini Kontribusi dan Riset Mereka

FOTO: Unhas Tambah 4 Guru Besar di Rumpun Ilmu Agrokompleks, Dorong Riset Berkelanjutan
menitindonesia, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mencetak sejarah dengan mengukuhkan empat guru besar baru dari rumpun ilmu agrokompleks. Upacara penerimaan jabatan profesor ini berlangsung dalam Rapat Paripurna Senat Akademik Unhas di Ruang Senat Akademik, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (11/2/2025).
BACA JUGA:
Menhan Sjafrie Tunjuk Deddy Corbuzier Sebagai Stafsus, Ini Daftar Lengkapnya
Pengukuhan tersebut dihadiri Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. (Prof. JJ), jajaran Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, tamu undangan, serta keluarga besar para guru besar yang dikukuhkan.
Keempat guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Makarennu, S.Hut., M.Si., Ph.D. – Guru Besar Ilmu Pemasaran Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Prof. Dr. Ir. Siti Halimah Larekeng, SP., MP. – Guru Besar Ilmu Pemuliaan Kultur Jaringan, Fakultas Kehutanan, Prof. Dr. Ir. Nadiarti, M.Sc. – Guru Besar Ekologi Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, dan Prof. Dr. Ir. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si., IPU., ASEAN Eng. – Guru Besar Ilmu Nutrisi dan Pakan Unggas, Fakultas Peternakan.

Pesan Rektor Unhas: Interdisiplin dan Kolaborasi adalah Kunci

Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof. JJ, menyampaikan selamat atas pencapaian ini. Ia menekankan bahwa bertambahnya jumlah guru besar menunjukkan peningkatan kapasitas akademik dan mutu pembelajaran di Unhas.
BACA JUGA:
Prabowo: Ada Pejabat yang Menentang Efisiensi Anggaran dan Merasa Kebal Hukum
“Interdisiplin adalah sebuah keniscayaan. Ke depan, Unhas harus menjadi contoh dalam penyelesaian masalah yang kompleks dengan pendekatan multidisiplin dan kolaboratif. Para srikandi yang dikukuhkan hari ini memberikan perspektif baru dalam keilmuan mereka masing-masing,” ujar Prof. JJ.

Gagasan dan Riset Para Guru Besar

Sebelum dikukuhkan, masing-masing guru besar menyampaikan pidato ilmiah yang menggambarkan kontribusi riset mereka terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat.
1. Prof. Makarennu: Model Bisnis Berkelanjutan untuk Usaha Kehutanan
Prof. Makarennu atau Prof. Nunu memperkenalkan konsep Adaptive Collaborative Marketing (ACM) sebagai model bisnis berkelanjutan dalam pemasaran hasil hutan. Model ini menitikberatkan pada sinergi antara pemanfaatan sumber daya hutan, inovasi pemasaran, dan prinsip keberlanjutan.
“ACM merupakan evolusi dari konsep continuous improvement yang mengintegrasikan adaptasi, kolaborasi, dan keberlanjutan dalam pemasaran produk kehutanan,” jelas Prof. Nunu.
2. Prof. Siti Halimah: Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan Kultur Jaringan
Dalam pidatonya, Prof. Siti Halimah menyoroti pentingnya teknik kultur jaringan dalam konservasi biodiversitas.
“Kultur jaringan sangat efektif dalam melestarikan tanaman langka dan yang sulit dikembangbiakkan secara alami, terutama spesies dengan biji recalcitrant yang tidak bisa disimpan dalam kondisi normal,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa Unhas berpotensi menjadi pusat konservasi genetik tumbuhan di kawasan Wallacea dengan mengembangkan teknik ini lebih lanjut.
3. Prof. Nadiarti: Solusi Krisis Biodiversitas Laut Indonesia
Sebagai pakar ekologi perairan, Prof. Nadiarti mengungkap tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan sumber daya perairan.
“Indonesia merupakan pusat biodiversitas laut, tetapi praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, degradasi habitat, dan spesies invasif menjadi ancaman utama,” jelasnya.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sekitar 50-100% taxa dekapoda di Indonesia belum teridentifikasi, yang menghambat upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya laut secara optimal.
4. Prof. Sri Purwanti: Inovasi Pakan Unggas Berbasis Fitobiotik
Prof. Sri Purwanti menyoroti tantangan utama industri perunggasan, yaitu tingginya biaya pakan yang mempengaruhi efisiensi produksi daging dan telur.
“Rekayasa pakan berbasis fitobiotik, yaitu pemanfaatan senyawa alami dari tumbuhan, menjadi solusi alternatif yang lebih sehat, efisien, dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Fitobiotik, yang berasal dari ekstrak tumbuhan seperti rempah-rempah, terbukti meningkatkan kesehatan unggas serta efisiensi produksi secara berkelanjutan.
Upacara pengukuhan empat guru besar ini menjadi bukti nyata komitmen Unhas dalam meningkatkan kualitas akademik dan penelitian. Dengan kontribusi mereka, Unhas semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat inovasi dan riset di Indonesia, khususnya dalam bidang agrokompleks. Acara ini berlangsung lancar dan penuh khidmat hingga selesai pada pukul 11.30 WIT.

(akbar endra)