Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Dr. Jufri Rahman, M.Si. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Bank Indonesia dan sejumlah pemangku kepentingan menggelar forum diskusi “Sulsel Talk” untuk menyusun strategi menjaga stabilitas ekonomi daerah di tengah ketidakpastian global akibat Perang Dagang Global 2.0.
Forum yang digelar di Baruga Pinisi Kantor BI Sulsel, Rabu (14/5/2025), menghadirkan Sekretaris Daerah Sulsel, Jufri Rahman, Kepala BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, serta ekonom senior INDEF, Aviliani.
Mengangkat tema “Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Peluang”, forum ini membahas risiko perdagangan global yang meningkat akibat konflik ekonomi antara negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sekda Sulsel Jufri Rahman menekankan pentingnya forum ini untuk memperkaya substansi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2030.
“Perang dagang global berdampak pada fluktuasi harga komoditas, rantai pasok, dan akses pasar. Meski ekspor Sulsel dominan ke Jepang dan Tiongkok, dampaknya tetap perlu diantisipasi,” kata Jufri.
Sementara itu, Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi melaporkan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal I-2025 mencapai 5,78 persen, naik dari 5,18 persen pada kuartal sebelumnya, menjadikan Sulsel sebagai salah satu provinsi dengan kinerja ekonomi terbaik di Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi tercatat sebesar 6,40 persen (yoy), dengan Sulsel sebagai kontributor utama dan menempati posisi kelima secara nasional,” ujarnya.
Rizki menjelaskan, sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di daerah ini.
Dalam sesi diskusi, OJK dan INDEF turut menyoroti pentingnya stabilisasi sektor jasa keuangan serta penguatan ekspor untuk menjaga daya tahan ekonomi Sulsel di tengah tekanan global.
Forum ini diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan ekonomi jangka menengah yang adaptif dan responsif terhadap dinamika global.