Miris, Puluhan Siswa di Maros Seberangi Sungai Pakai Gondola Karena Tidak Ada Jembatan

Tidak ada jembatan, puluhan siswa di Desa Bonto Manurung seberangi sungai menggunakan gondola. (bkr)
menitindonesia, MAROS – Puluhan siswa di Dusun Makmur, Desa Bontomanurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, setiap hari harus menyeberangi sungai dengan gondola untuk bisa bersekolah.
Gondola sepanjang 400 meter itu telah digunakan lebih dari dua tahun terakhir karena tidak adanya jembatan permanen yang menghubungkan Desa Bontomanurung dan Desa Bontomatinggi. Fasilitas tersebut dibangun oleh pemilik lahan setempat.
Salah satu siswa kelas 3 SD, Farel, mengaku harus berangkat sejak pukul 06.30 agar tidak terlambat. Ia bersama teman-temannya bergantian menarik gondola secara manual untuk menyeberang.
“Kalau air sungai naik, saya sering tidak ke sekolah karena takut menyeberang,” kata Farel, Rabu (27/7/2025).

BACA JUGA:
Muhammad Ulil Amri, Pemuda Maros Tampil di Ajang Internasional Berpidato Bahasa Jepang di Nagano

Hal senada disampaikan Misra, murid lainnya. Ia menyebut gondola menjadi satu-satunya akses menuju sekolah.
“Mau tidak mau lewat sini, karena tidak ada jalur lain,” ujarnya.
Sekretaris Desa Bontomanurung, Yustandi, menjelaskan gondola tersebut tidak hanya dipakai anak sekolah, tetapi juga warga untuk mengangkut hasil bumi. Saat air surut, warga biasanya membuat jembatan darurat dari kayu dan batu. Namun ketika debit sungai naik, arus bisa mencapai enam hingga tujuh meter dan berbahaya.
Menurut Yustandi, sekitar 50 siswa dan 70 kepala keluarga di Dusun Makmur bergantung pada gondola tersebut. Ia berharap pemerintah segera membangun jembatan permanen agar akses warga lebih aman dan layak.
“Untuk jangka pendek, masyarakat bersama pemerintah desa berencana memasang dinamo agar gondola bisa bergerak otomatis tanpa harus ditarik manual,” tambahnya.