menitindonesia, BEKASI – Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) melakukan penyusuran Kali Bekasi, Kamis (4/12/2025) menyusul ditetapkannya Status Siaga Darurat Bencana oleh Gubernur Jawa Barat menjelang musim hujan 2025/2026.
Susur sungai dilakukan bersama BBWS Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Perum Jasa Tirta II (PJT2), DBMSDA Kota Bekasi, BPBD Kota Bekasi, serta TNI menggunakan perahu karet.
Ketua KP2C, Puarman, mengatakan penyusuran dilakukan dari Bendung Bekasi hingga titik Pertemuan Cileungsi–Cikeas (P2C) sejauh 11 km. Selama dua jam perjalanan, tim menemukan tiga permasalahan utama yang berpotensi memicu banjir di wilayah tersebut.
“Temuan pertama berada sekitar 150 meter di hulu Bendung Bekasi, tepatnya pada bangunan syphon yang mengalirkan air Kalimalang menuju Jakarta,” katanya.
Menurut Puarman, bangunan atas syphon atau sheetpile hanya berjarak 90 cm dari permukaan air pada kondisi TMA normal 18,30 mdpl.
BACA JUGA:
80 Kepala BPBD Kunjungi KP2C, Pelajari Sistem Peringatan Dini Banjir Berbasis Masyarakat
Kondisi ini dinilai menyebabkan penurunan TMA di Bendung Bekasi tidak berpengaruh terhadap volume tampung Kali Bekasi di sisi hulu.
“Ketika TMA bendung diturunkan, hulu tidak ikut turun karena terhalang bangunan syphon,” jelasnya.
BACA JUGA:
Aim Analytics Gandeng KP2C Uji Coba Deteksi Dini Banjir di Dua Sungai Cileungsi dan Cikeas Bogor
KP2C juga menemukan lima jembatan yang berpotensi memperlambat aliran menuju Bendung Bekasi karena adanya tiang tengah yang mudah tersangkut sampah.
“Jembata itu adalah Jembatan Cipendawa, Kemang Golf, Kemang Pekayon, Rawa Panjang/Lotte dan Jembatan Tol Cikampek, Tiang tengah jembatan membuat sampah menumpuk dan akhirnya membendung aliran air. Ini menjelaskan kenapa banjir di sekitar P2C surutnya lama,” kata Puarman.














