DPRD Maros Respons Video Viral Jalan Rusak di Desa Botolempangan

Kantor DPRD Maros. (IST)
menitindonesia, MAROS – DPRD Maros merespons cepat video keluhan warga Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa, yang viral di media sosial. Video tersebut kembali menyoroti kondisi jalan desa yang rusak parah dan belum tersentuh perbaikan selama bertahun-tahun.
Ketua DPRD Maros, Muh Gemilang Pagessa, memastikan persoalan itu menjadi perhatian serius lembaganya.
“Ini akan menjadi atensi langsung. Saya sudah arahkan untuk meninjau kondisi di lapangan dan kita usahakan supaya bisa diselesaikan secepatnya,” kata Gemilang, Senin (8/12/2025).
Gemilang mengungkapkan, pihaknya telah menginstruksikan Komisi II DPRD Maros bersama anggota dewan dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2 untuk turun langsung melihat kondisi jalan yang dikeluhkan warga.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Maros, Andi Safriadi, menyebut peninjauan lapangan dijadwalkan dilakukan pada pekan depan.

BACA JUGA:
Komisi II DPRD Maros Minta Pemkab Optimalkan Capaian PBB-P2 Yang Dinilai Masih Rendah

Ia menjelaskan, keterbatasan fiskal daerah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sejumlah pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, mengalami perlambatan.
“Di tahun 2025 ini, efisiensi anggaran di Maros mencapai sekitar Rp76 miliar,” ujar Andi Safriadi.
Menurut politikus PAN tersebut, tekanan fiskal diperkirakan akan semakin berat pada tahun berikutnya.
“Untuk tahun depan, efisiensinya bahkan diperkirakan mencapai Rp186 miliar,” katanya.
Ia menegaskan, kondisi tersebut berdampak langsung pada pembangunan infrastruktur dasar, khususnya perbaikan jalan yang banyak dikeluhkan masyarakat.
“Mudah-mudahan tahun 2027 sudah tidak ada lagi efisiensi. Karena kalau terus efisiensi, sebagian besar jalan pasti akan rusak atau berlubang. Kami berharap pemerintah pusat mempertimbangkan hal ini,” ujarnya.
Video yang beredar berdurasi sekitar 3 menit 28 detik itu ditujukan langsung kepada Bupati Maros dan anggota DPRD Maros.
Dalam rekaman tersebut, seorang warga mengungkapkan kondisi jalan yang setiap hari dilalui masyarakat telah lama rusak berat, berlubang, dan kerap tergenang air saat musim hujan, namun belum mendapat penanganan serius.