Pemkab Maros dan BBWSJP Gelar Rapat Penanganan Banjir Moncongloe, Ini yang dibahas!

Suasana rapat bersama Pemkab Maros dan BBWSJP di ruang rapat Wakil Bupati Maros membahas solusi banjir di Moncongloe. (ist)
menitindonesia, MAROS – Pemerintah Kabupaten Maros menjanjikan langkah konkret untuk menuntaskan persoalan banjir yang terus berulang di Kecamatan Moncongloe. Komitmen itu disampaikan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Bupati Maros, Muetazim Mansyur, di ruang rapat wakil bupati, Rabu (19/11/2025).
Muetazim menegaskan Pemkab segera membangun saluran induk drainase sebagai solusi utama pengendalian banjir. Namun, pembangunan tersebut membutuhkan kerja sama dengan para pengembang perumahan karena sebagian trase saluran berada di atas lahan milik developer.
“Di situ kita minta kerja sama developer untuk berkorban terkait rencana pembuatan drainase,” kata Muetazim.
Sambil menunggu realisasi saluran permanen, Pemkab Maros juga menyiapkan langkah jangka pendek. Dalam waktu dekat, pemerintah akan memanggil pihak pengembang untuk membahas pelaksanaan pembangunan.
Selain itu, Pemkab meminta Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) untuk melakukan normalisasi sungai yang sudah 15 tahun tidak dikeruk. “Tinggal membuat surat untuk itu,” ujarnya.
Muetazim turut menyoroti kelalaian developer yang seharusnya membangun saluran induk sebelum mengembangkan kawasan perumahan. “Harusnya dibuang ke sungai, tapi mereka buang ke tempat lain,” tegasnya.

BACA JUGA:
Jadi Langganan Banjir, Warga Bumi Findaria Mas 1 Ultimatum Pemkab Maros

Balai Sungai: Penyebab Banjir Bukan Sungai Meluap
Perwakilan PPK OP IV BBWSPJ, Leo Arbi, yang hadir dalam rapat menjelaskan banjir di Moncongloe tidak ada kaitannya dengan meluapnya sungai. Menurutnya, penyebab utama adalah minimnya saluran drainase yang terhubung langsung ke sungai.
“Misalnya di Moncongloe ada genangan, coba dilihat apakah sungainya meluap atau tidak. Tidak ada hubungan antara banjir dengan kondisi sungai,” tegas Leo.
Ia menyebut balai hanya dapat memberikan rekomendasi pembangunan saluran induk. Sementara untuk normalisasi sungai, pihaknya perlu melakukan kajian sedimentasi terlebih dahulu. “Kami perlu studi apakah perlu segera dinormalisasi atau tidak,” jelasnya.
Sebagai langkah cepat, BBWSPJ telah menindaklanjuti penyumbatan di Sungai Pammanjengan akibat tumpukan batang pohon di bawah jembatan.
500 KK Terdampak, 300 KK Mengungsi
Camat Moncongloe, Suhartini, mendesak agar penanganan banjir segera direalisasikan untuk meringankan beban masyarakat. Menurutnya, situasi di lapangan cukup memprihatinkan.
“Di Desa Moncongloe sekitar 500 KK terdampak, sementara di Moncongloe Lappara mencapai 800 KK. Yang mengungsi itu ada 300 KK,” ujarnya.
Ia menambahkan meski cuaca mulai membaik, warga tetap diminta waspada. “Karena hujan beberapa menit saja itu airnya sudah naik,” imbuhnya.
Dari lima desa di Kecamatan Moncongloe, hanya Desa Bontomarannu yang aman dari banjir. “Paling parah itu Desa Moncongloe, Bonto Bunga, Lappara. Di sana banyak sekali perumahan,” jelas Suhartini.