Dipuji Prabowo ‘Sangat Cerdas’, Begini Perjalanan Bahlil dari Sopir Angkot hingga Pimpin Golkar

Bahlil Lahadalia terlihat menyapa korban di lapangan, selaras dengan pujian Presiden Prabowo Subianto yang menyebutnya sebagai sosok “sangat cerdas” dan berkomitmen untuk rakyat.
  • Prabowo memuji Bahlil sebagai pemimpin sangat cerdas. Kisah Bahlil dari sopir angkot, aktivis HMI, hingga memimpin Golkar tampil penuh humanisme.
menitindonesia, JAKARTA — Malam perayaan HUT ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (5/12/2025), berubah menjadi panggung apresiasi ketika Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pujian terbukanya kepada Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia. Dengan nada yang penuh penekanan, Prabowo dua kali menyebut Bahlil sebagai sosok yang “sangat cerdas”.
BACA JUGA:
Hadir di HUT Golkar, Prabowo Ungkap Rencana Datangkan 200 Helikopter Mulai 2026 untuk Tanggap Bencana
Namun di balik pujian itu, tersembunyi perjalanan panjang seorang anak Papua yang menempuh jalan hidup berliku, dari sopir angkot, aktivis mahasiswa, pengusaha, menteri, hingga kini memimpin partai politik besar yang selalu berada di inti kekuasaan republik.

Cerdas Sejak dari Jalanan: Modal Emosi yang Menentukan Nasib

Pujian Prabowo bukanlah basa-basi. Yang dimaksud Presiden, bukan kecerdasan teknis atau gelar akademik yang melekat, melainkan kecerdasan emosional—kemampuan membaca situasi, menenangkan konflik, dan mengelola dinamika manusia. Modal batin itulah yang terbentuk dari kerasnya hidup Bahlil kecil di Fakfak, Papua.
Dulu ia bangun sebelum matahari naik, menyiapkan angkot, menarik setoran harian, dan pulang dengan badan yang lelah namun hati yang tetap hangat. Dari sana ia belajar ritme hidup orang kecil: marah, sabar, menawar, memaafkan, memulai lagi.
Kecerdasan emosional itu kelak menjadi kunci yang membuka pintu-pintu besar dalam hidupnya—pintu yang tidak pernah terbuka bagi mereka yang hanya bermodal gelar atau retorika.

Aktivis HMI: Tempat Bahlil Ditempa Menjadi Pemimpin

Saat kuliah, Bahlil masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di sana ia tidak hanya aktif, tetapi menonjol. Ia dipercaya menjadi Bendahara Umum PB HMI—posisi yang menuntut integritas, jaringan kuat, dan kemampuan mengelola organisasi yang kompleks.
BACA JUGA:
Jadi Inisiator Ekowisata Rammang-Rammang, Iwan Dento Sabet Penghargaan Local Hero dari Kemenpar
Teman-teman HMI-nya mengenang Bahlil sebagai sosok yang baik hati, suka menolong, dan dermawan. Ketika mulai menjadi pengusaha, ia tidak berjalan sendirian. Banyak junior HMI merasakan langsung tangannya yang ringan: membuka peluang usaha, memberi akses pertemuan, hingga memastikan sesama perantau tidak berjalan sendirian di Jakarta.
Sisi spiritualitas Bahlil pun tumbuh dalam tradisi itu—membantu orang susah tanpa pamrih. Baginya, keberhasilan bukan untuk diri sendiri, tetapi harus menjadi aliran rezeki yang bergerak dan menghidupi banyak orang lain.

Naik ke Panggung Nasional: Dari Pengusaha ke Menteri

Keuletannya dalam membangun jejaring dan kerja-kerja lapangan menarik perhatian pemerintah pusat. Bahlil kemudian dipercaya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM).
Picsart 25 12 06 10 25 39 112 11zon e1764991678575
Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato di HUT Golkar ke-61 di Jakarta.
Di sana ia dikenal sebagai mediator ulung antara pemerintah dan pelaku usaha. Prabowo sendiri mengakui: setiap acara Bahlil selalu rapi, detail, dan penuh sentuhan personal.
“Saya harus akui, Pak Bahlil ini orangnya sangat cerdas. Sangat cerdas,” ujar Prabowo di Istora.

Karakter Indonesia Timur: Keras, Jujur, Setia

Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung karakter khas orang Indonesia Timur—keras tetapi lembut, suka bertarung tetapi cepat mereda, emosional namun setia. “Kalau sudah menetapkan hatinya, dia setia sampai mati,” kata Prabowo.
Bahlil tertawa keras mendengar itu. Dan memang, di panggung politik nasional, loyalitas adalah mata uang yang paling mahal. Bahlil tampaknya memiliki itu.
Prabowo juga memuji keputusan Bahlil yang meniadakan pesta ulang tahun Golkar dan menggantinya dengan doa bersama untuk korban bencana di Sumatera. “Ini ulang tahun, tapi saudara kita sedang susah. Malam ini tidak boleh berpesta. Kita harus berdoa.”
Sikap itu membuat banyak kader Golkar merasa memiliki pemimpin yang peka, tidak mendorong partainya euforia, tapi malah berempati terhadap masyarakat yang tertimpa di Aceh dan Sumatera.

Momen Emosional: Jaket Kuning dan Foto Ayah Presiden

Acara malam itu diwarnai kejutan ketika panitia menampilkan video lama Prabowo memakai jaket kuning Golkar serta foto almarhum Prof Soemitro Djojohadikusumo.
“Beliau pintar menarik hati. Kasih video aku pakai jaket kuning, tambah lagi foto almarhum bapak saya. Waduh, tambah jatuh hati saya,” ujar Prabowo sambil membuat seluruh Istora riuh oleh tawa.
Momen itu menunjukkan kedekatan psikologis dan sejarah politik Prabowo dengan Golkar—dan kini, Bahlil menjadi figur sentral dalam hubungan itu.

Dua Kisah yang Bertemu di Puncak Kekuasaan

Begitulah. Di istora Senayan malam itu, publik menyaksikan perayaan ulang tahun partai yang tampak penuh sentuhan emosional. Yang terlihat adalah perjumpaan dua kisah besar: Prabowo, presiden yang sedang menata arah baru republik.
Bahlil, anak Fakfak yang melompati batas-batas sosial dan politik untuk sampai ke puncak kekuasaan.
Pujian itu bukan akhir cerita, tetapi pembuka babak baru tentang bagaimana kecerdasan—bukan hanya intelektual, tetapi emosional dan spiritual—dapat mengubah nasib seseorang.
Dan bagi Bahlil Lahadalia, perjalanannya menjadi bukti bahwa jalan hidup manusia bukan ditentukan oleh titik berangkat, tetapi oleh cara seseorang menghadapi kerasnya dunia. (andi besse nabila saskia)