Gemar Dongeng, Alumni FIB Unhas Jadi Budayawan Muda Budaya Bugis

Budayawan Bugis Makassar, Abdi Mahesa. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) Angkatan 2016, Abdi Mahesa, salah satu generasi muda yang memiliki perhatian khusus terhadap pelestarian kearifan budayadi Sulawesi Selatan, utamanya budaya Bugis.
Mahesa menjelaskan ketertarikannya terhadap kebudayaan utamanya budaya Bugis bermula sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar.
Kala itu, Mahesa sangat menyukai cerita, dongeng hingga legenda serta tradisi tutur yang diwariskan dalam lingkungan keseharian. Tradisi tutur ini kemudian membentuk karakter seorang Mahesa untuk memahami nilai edukasi dan moralitas yang terkandung dan tersimpan dalam setiap cerita yang didengar.
“Ketika saya masih kecil, saya melihat sendiri bagaimana berbagai aktivitas kebudayaan tersebut dilakukan. Sehingga, ada sebuah inspirasi atau memori yang tertinggal. Ketertarikan ini mulai tercapai saat saya masuk SMP. Saya sudah mulai membaca lontara dan aktivitas kebudayaan lainnya seperti mengikuti sanggar seni dan aktif pada ekstrakurikuler bidang seni di sekolah,” kata Mahesa, dikutip dari Majalah ACTION edisi Oktober 2021,
Menurut Mahesa, kebudayaan penting untuk dijaga dan dilestarikan. Budaya menjadi awal untuk kemudian mengkonstruksikan masa depan. Dalam diri setiap manusia diperlukan tatanan dan nilai. Olehnya itu, untuk menghadirkan atau membentuk hal tersebut dibutuhkan kebudayaan. Mahesa memandang kebudayaan merupakan hal yang sifatnya kompleks, sistematis dan bersifat kebiasaan.
Berbagai upaya terus dimaksimalkan oleh Mahesa seperti mengajak agar para generasi muda lintas bidang, baik dalam bidang seni, hukum, kesehatan teknik dan sebagainya untuk senantiasa menjadikan budaya sebagai sumber inspirasi dalam merepresentasikan kecerdasan yang dimiliki.
“Tantangannya saat ini kata Mahesa terletak pada kurang ramahnya sebagian masyarakat terhadap budaya dan bajasa daerah. Hal ini menyebabkan banyak entitas atau suku di Indonesia khususnya Sulsel termarginalkan. Sekarang ini kebanyakan orang sudah meninggalkan gaya hidup tradisional. Ada sebuah pandangan yang bersifat dikotomi antara gaya hidup tradisional dan modern,” tambah Mahesa.
Lebih lanjut, Mahesa menuturkan kebudayaan merupakan suatu wujud tentang bagaimana kita cerdas dalam merawat tata krama, budi pekerti dan karakter. Dalam kebudayaan yang tersimpan hari ini, ada banyak temuan-temuan, himpunan pengetahuan serta keanekaragaman informasi yang sekarang membutuhkan kepedulian untuk mengakses informasi.
Ketika berhasil mengungkapkan informasi yang tersimpan dalam kebudayaan, mengkaji, dan menghasilkan suatu temuan, kemudian menemukan suatu solusi. Maka itulah wujud dan peran generasi muda dalam menyumbangkan suatu solusi dalam realitas yang terjadi hari ini. (andi ade zakaria)