Terobos Paspampres, Orang Tua Penyandang Disabilitas Serahkan Surat ke Jokowi Adukan Kepala BPJS Makassar

Tampak Presiden Jokowi menerima surat dari orang tua penyandang disabilitas di tengah Presiden blusukan di Pasar Terong, Makassar. (ist)

menitindonesia, MAKASSAR – Orang tua penyandang disabilitas yang menjadi korban pemutusan kerjasama BPJS Kesehatan Makassar dengan Klinik Cerebellium, tempat anak disabilitas selama ini mendapatkan terapi, menerobos barisan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pasar Terong, Jalan Bawakaraeng, Makassar, Rabu (29/3/2023).

BACA JUGA:
Gubernur Andi Sudirman Sambut Kunjungan Presiden Jokowi dan Ibu Negara

BACA JUGA:
Jokowi Puji Stabilitas Harga Pangan di Makassar, Danny Pomanto: Kita Intervensi Terus

Dhila Hakim, salah satu orang tua anak disabilitas, dengan menggendong anaknya berusia 3 tahun, berhasil menerobos Paspampres dan menyerahkan langsung surat pengaduan kepada Presiden Jokowi .
“Saya terobos pengawal kemudian memberikan surat tapu, dihadang puluhan pengawal. Posisi saya sedang menggendong anak usia 3 thn,” kata Dhila Hakim saat ditemui di lokasi.

BACA JUGA:
Cerita Iriana Joko Widodo Soal Produk Unggulan Pameran Dekranasda Andalan Sulsel

BACA JUGA:
Gubernur Sulsel Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Pasar Tramo Salewangan Maros

Saat berhasil bertemu Presiden, ujar dia, salah satu pengawal mau mengambil surat dari tangannya sebagai perwakilan.
“Setelah saya memohon untuk memberikan langsung ke Presiden, akhirnya pengawal itu setujui, mungkin karena melihat saya sedang gendong anak,” ucapnya.
Dhila pun langsung menyodorkan suratnya kepada Jokowi sambil berteriak, “Pak Jokowi, tolong baca surat saya!”
Namun, Jokowi mungkin kurang mendengar karena padatnya massa dan suara-suara bising. “Apa? Surat?” ujar Jokowi kepada Dhila Hakim di tengah kerumunan massa.
“Surat dari anak disabilitas, Pak!” teriak Dhila.
Jokowi maju menghampiri Dhila. Pun Paspampres membukakan jalan ke Dhila untuk menyalami Presiden.
“Anak saya dan kawan-kawannya tidak bisa lanjut terapi, Pak! Karena tempat terapinya diputus BPJS,” ucap Dhila kepada Jokowi.
“Oke, oke, saya terima ya. Makasih,” ucap Jokowi sambil menjabat tangan Dhila Hakim sangat erat, lalu kembali melanjutkan blusukannya di tengah pengunjung Pasar Terong.
Seperti dijelaskan dalam surat tersebut, terdapat 307 anak dari 25 ragam disabilitas (diluar kategori lansia) yang terkena dampak pemutusan kerjasama dari BPJS Makassar dengan Klinik Cerebellum. Para anak disabilitas ini, dialihkan ke fasilitas kesehatan lainnya yang tidak memiliki fasilitas seperti sebelumnya, sehingga anak-anak disabilitas mengalami kemunduran dan tidak mendapatkan layanan yang layak.
Mereka juga mengadukan Kepala BPJS Kesehatan Makassar, Dr Greinsthy E.L Borotoding, karena menjadikan anak-anak disabilitas hanya sekedar data statistik sementara lalai memberikan layanan kesehatan sebagaimana layaknya sesuai UU No 8 tahun 2016 dan PP nomor 78 tahun 2021 tentang perlindungan khusus bagi anak, termasuk anak disabilitas.
“Anak-anak kami sering menunggu antrian lama untuk mendapatkan layanan terapi di mana durasi menunggu tersebut membuat anak-anak kami sering tantrum, lelah, dan bahkan karena tercampur dengan pasien lain ada yang sampai tertular penyakit,” tulis mereka dalam suratnya kepada Presiden itu.
Melalui perwakilan 307 orang tua anak penyandang disabilitas ini, mereka meminta kepada Presiden untuk membantu agar anak disabilitas kembali mendapatkan layanan yang layak dari BPJS Kesehatan Makassar. (endeng)