Keinginan Anies soal Cawapresnya Sama Maunya Demokrat, Pengamat: Ada Design Asal Bukan AHY

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (ist)

menitindonesia, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan dipilih untuk mendampingi Anies Baswedan, kriterianya sudah jelas dan sudah terbaca oleh publik.
“Kalau dibedah, semua hasil survei, pembicaraan publik, ya nggak akan ke mana-mana. Artinya sudah kebaca,” kata AHY saat dikonfrimasi di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023), kemarin.
BACA JUGA:
Utang Meroket, Pertumbuhan Ekonomi Anjlok, AHY Doakan Presiden Jokowi Berakhir Dengan Baik
AHY juga menegaskan, Partai Demokrat menginginkan koalisi perubahan dan perbaikan (KPP) segera melakukan pengumuman bakal cawapres. “Koalisi perubahan yang diisi dua partai oposisi harus bekerja lebih keras ketimbang koalisi yang diisi oleh parpol pendukung pemerintah,” ujarnya.
Bagi AHY, waktu itu adalah sumber daya atau resources yang paling berharga bagi perubahan.
BACA JUGA:
Anas Urbaningrum Mau Orasi Politik Soal Hambalang di Monas, AHY: Tak Perlu Tanggapi Yang Kayak Gitu
Ia juga mengklaim, kalau Anies memiliki pandangan yang sama dengan Demokrat soal momentum penentuan bacawapres agar dilakukan secepatnya. “Mas Anies ingin juga deklarasi bacawapresnya bisa segera. Mudah-mudahan tidak lama lagi bisa diwujudkan,” ucap AHY.
Secara terpisah, Peneliti Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (LKP) Muhammad Asrul Nurdin, S.Pd, saat dimintai komentarnya mengatakan, untuk cawapres Anies masih sulit ditentukan, sebab di koalisi perubahan dinamikanya tidak sehat, karena ada ‘sengkuni’ yang tidak menginginkan Anies memilih AHY sebagai cawapresnya.
“Ada anggota koalisi semula menyodorkan nama Andika Perkasa sebagai cawapres untuk Anies, tetapi Andika lebih memilih jadi relawan Ganjar. Ya, dia nyari lagi figur asal bukan AHY,” ujar Muhammad Asrul, di Makassar, Sabtu (15/7).
Sehingga, Muhammad Asrul membaca, koalisi perubahan yang akan mengusung Anies Baswedan ini bisa terancam bubar jika ada anggota koalisi selalu menggunting dalam lipatan agar Anies memilih bacawapresnya bukan AHY.
“Ya, Demokrat pasti punya alasan meninggalkan koalisi, karena selain diremehkan dan dianggap sekedar pelengkap, kadernya pasti lebih memilih menegakkan harga diri partai ketimbang berada di koalisi yang merendahkan martabat partainya,” tandasnya. (AE)