menitindonesia, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politiknya terkait kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat Indonesia terus menambah utang di saat ekonomi menurun.
“Pertumbuhan ekonomi stagnan selama 9 tahun terakhir. Bahkan perekonomian tumbuh rendah di bawah janji Presiden Jokowi sekitar 7 persen. Sementara itu di saat ekonomi tumbuh rendah, yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun utang BUMN,” kata AHY dalam pidato politik yang disiarkan melalui channel YouTube, Jumat (14/7/2023).
Menurut putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini, ada pihak yang menjadikan pandemi covid-19 alasan ekonomi tumbuh rendah . AHY menyebut, klaim pihak tersebut hanya separuh benar. “Sebelum pandemi datang, ekonomi kita juga sudah mengalami permasalahan sehingga mesti ada sebab dan faktor yang lain di luar pandemi,” ujarnya.
AHY menilai salah satu faktor yang menyebabkan ekonomi mandeg adalah salah prioritas di masa pemerintahan Jokowi. Kebijakan Jokowi menggenjot infrastruktur di saat ekonomi sulit, kata AHY, patut dipertanyakan. “Sulit dimengerti ketika ekonomi menurun, kekuatan fiskal melemah , utang tinggi, pemerintah justru membangun infrastruktur besar-besaran, ucapnya.
Bahkan, lanjut AHY, sebahagian proyek dan megaproyek itu tidak memberi dampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan rakyat.
AHY juga menjelaskan dalam pidatonya alasan partainya mengusung agenda perubahan. Menurut dia, agenda perubahan yang diusung Partai Demokrat, tak serta merta menghilangkan prestasi pemerintahan yang telah dirintis oleh Presiden Sukarno, Presiden Suharto, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, Presiden SBY dan Presiden Jokowi.
AHY menyampaikan penghargaan kepada pemerintah atas semua kerja kerasnya. “Kami yakin Presiden Jokowi dan pemerintahannya ingin berbuat yang terbaik. Kami juga mendoakan kelak Presiden Jokowi bisa mengakhiri masa baktinya dengan baik,” pungkasnya. (AE)