118 Orang di Maros Mengidap HIV, 12 orang di antaranya Meninggal Dunia

Ilustrasi (Ist)

menitindoensia, MAROS – Dari tahun ke tahun, kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Maros terus menunjukkan peningkatan signifikan.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maros mencatat, hingga November 2024, sebanyak 118 Orang dengan HIV (ODHA) menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) sejak pertama kali tercatat pada tahun 2011.

Kepala Dinas Kesehatan Maros, Muhammad Yunus, mengungkapkan, pada tahun 2024 saja, terdapat 39 kasus baru. Angka tersebut sama dengan jumlah kasus yang terdeteksi pada tahun 2023, sementara di tahun 2021 sebanyak 23 kasus dan di tahun 2022 sebanyak 32 kasus.

“Sepanjang 2021 hingga sekarang, ada 12 ODHA yang meninggal dunia. Sementara, sisanya menjalani pengobatan rutin di RSUD dr. La Palaloi dan beberapa puskesmas di wilayah Maros,” kata Yunus, Rabu (4/12/2024).

Menurut Yunus, penderita HIV di Maros didominasi oleh kelompok usia remaja hingga 40 tahun. Kebanyakan kasus ditemukan di daerah perkotaan, yang dinilai lebih rentan terhadap perilaku berisiko.

“Kasus banyak terdeteksi melalui pemeriksaan kesehatan rutin dan program screening. Penyakit ini sensitif, sehingga pemeriksaan dini menjadi sangat penting,” ujarnya.

Penyebab utama infeksi HIV di Maros, tambahnya, adalah hubungan seks bebas serta penggunaan narkoba suntik. Beberapa kasus juga terjadi akibat transfusi darah yang tidak aman.

“Mayoritas kasus diakibatkan oleh perilaku seks bebas dan penggunaan narkoba suntik. Dua faktor ini menjadi perhatian utama kami,” tegas Yunus.

Yunus menjelaskan, beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita HIV, antara lain, demam berkepanjangan, diare yang tak kunjung sembuh, penurunan berat badan drastic dan nafsu makan menurun.

Jika mengalami gejala tersebut, Yunus mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

“Datang saja ke puskesmas, bertemu dengan pengelola HIV. Pemeriksaan dilakukan secara rahasia dan jika positif, pengobatan segera dimulai,” tambahnya.

Yunus menegaskan, HIV memang belum memiliki obat yang bisa menyembuhkan sepenuhnya. Namun, pengobatan dengan ARV dapat membantu memperkuat antibodi, memperlambat perkembangan virus, dan memperpanjang usia pasien.

“Kami berharap masyarakat tidak takut untuk memeriksakan diri. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik peluang pengobatan dan kualitas hidup pasien,” tutup Yunus.

Dinas Kesehatan Maros terus mengampanyekan pentingnya deteksi dini dan pencegahan HIV, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang menjadi kelompok paling rentan.

Redaksi