Kondisi menara penampungan air dari program PAMSIMAS di dusun Taipa, Desa Majannang, Maros Baru, ambruk. (ist)
menitindonesia, MAROS – Menara penampungan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Dusun Taipa, Desa Majannang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, roboh pada Minggu (7/12/2025) malam.
Menara setinggi sekitar 10 meter itu ambruk tanpa menimbulkan korban jiwa. Meski demikian, peristiwa tersebut berpotensi mengganggu suplai air bersih bagi warga sekitar yang selama ini bergantung pada fasilitas tersebut.
Mantan Kepala Desa Majannang, Junaedi, mengatakan menara Pamsimas tersebut dibangun sejak 2023 sebagai satu paket dengan jaringan pipa dan sumur bor. Menara itu dibangun di atas lahan miliknya yang telah dihibahkan ke Pemerintah Kabupaten.
“Waktu dibangun 2023 kita juga bor di sana, arinya awalnya bagus. Tapi lama-lama jadi payau. Terus sempat lama tidak dipakai. Lahannya itu memang punya saya yang sudah saya hibahkan,” kata Junaedi, Selasa (9/12/2025).
Ia menduga runtuhnya menara disebabkan kondisi tanah di sekitar lokasi yang lembek, ditambah beban air yang cukup besar.
“Besar Kapasitas tampungannya. Setahu saya hampir 20 kubik. Mungkin karena terlalu berat terus inikan musim hujan juga jadi tanahnya lembek,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Maros Muetazim Mansyur membenarkan bahwa fasilitas Pamsimas tersebut merupakan proyek pembangunan tahun 2023 dan telah difungsikan selama kurang lebih tiga tahun.
“Dibangun tahun 2023 dan sudah lama difungsikan. Kemungkinan tanahnya bergeser, dari empat kaki itu satu yang goyang. Bisa juga dipengaruhi banjir,” kata Muetazim saat dikonfirmasi, Selasa (9/12/2025).
Meski masa pemeliharaan proyek telah berakhir, Muetazim menegaskan bahwa spesifikasi bangunan menara tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku.
Namun demikian, ia mengakui dampak runtuhnya menara Pamsimas pasti berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih bagi warga.
“Kalau dampaknya, pasti ada karena suplai air bersih terganggu. Kita akan carikan solusi supaya bisa dibangun kembali,” tegasnya.
Muetazim juga menambahkan bahwa menara yang roboh bukanlah bangunan baru. Pembangunannya menelan anggaran sekitar Rp300 juta yang bersumber dari kementerian melalui program Pelayanan Sistem Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Di sisi lain, Kepala Dinas PUTRPP Maros, Muhammad Alfian Amri, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim teknis untuk menyelidiki penyebab runtuhnya bangunan tersebut.
“Kami sudah turunkan tim teknis. Penyebab pastinya belum bisa disimpulkan karena masih dalam proses pemeriksaan,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga telah memanggil pelaksana pembangunan guna mencari solusi agar fasilitas Pamsimas tersebut dapat segera berfungsi kembali.
“Saya sudah berkomunikasi dengan pelaksananya untuk dicarikan solusi. Masyarakat menunggu supaya bisa dimanfaatkan lagi,” tutup Alfian.