Kepala BPOM RI Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., menyampaikan kuliah umum di Tsinghua University, Beijing, membahas kebijakan regulasi Advanced Therapy Medicinal Products (ATMPs) dan strategi percepatan akses obat inovatif menuju Indonesia sebagai regulator kelas dunia.
Kepala BPOM RI Prof. Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum di Tsinghua University, menegaskan visi Indonesia menuju regulator kelas dunia lewat regulasi berbasis sains, integritas, dan kolaborasi global. “Regulasi yang kuat bukan penghambat inovasi, tetapi fondasi kepercayaan publik dan daya saing bangsa,” ujarnya.
menitindonesia, BEIJING — Langit Beijing berwarna perak ketika Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., memasuki gerbang Tsinghua University, universitas paling bergengsi di Asia yang dikenal sebagai “otak” inovasi China.
Suasana pagi itu terasa hangat meski udara agak dingin. Para mahasiswa dan akademisi menyambutnya dengan rasa ingin tahu yang khas kampus dunia: antusias, kritis, dan terbuka.
Hari itu, Rabu, 5 November 2025, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tersebut tampil sebagai pembicara tamu dalam kuliah umum bertajuk: “Regulatory Policy on Advanced Therapy Medicinal Products (ATMPs) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicines.”
Tema yang berat, tetapi dibawakan dengan gaya khas Taruna Ikrar: tenang, sistematis, dan membumi.
Diplomasi Sains Indonesia di Panggung Dunia
Di hadapan para profesor dan mahasiswa pascasarjana Tsinghua, Prof Taruna Ikrar menjelaskan bagaimana Indonesia bertransformasi dari pasar produk farmasi menjadi produsen pengetahuan dan inovasi kesehatan.
BPOM, katanya, kini tak hanya menjadi lembaga pengawas, tetapi juga motor penggerak riset, investasi, dan kolaborasi internasional. “Regulasi yang kuat bukanlah penghambat inovasi, tetapi fondasi kepercayaan publik dan daya saing bangsa,” ujarnya.
Paparan itu disambut tepuk tangan panjang. Bagi Tsinghua University, Indonesia tampil dengan wajah baru: ilmiah, terbuka, dan percaya diri di forum global.
Infografis
ATMPs: Revolusi Terapi Gen dan Sel
Topik yang dibahas Prof Taruna menyentuh masa depan dunia kedokteran: Advanced Therapy Medicinal Products — terapi berbasis gen, sel, dan rekayasa jaringan.
BPOM RI kini memiliki regulasi ATMP yang sejalan dengan standar WHO, US FDA, dan EMA, termasuk sistem fast track approval bagi obat inovatif.
Kebijakan ini menempatkan Indonesia dalam peta global pengembangan terapi gen dan regeneratif. “BPOM sedang membangun jembatan antara laboratorium dan pasien,” jelas Taruna. “Supaya riset ilmiah bisa cepat sampai ke masyarakat dengan aman.”
Membawa Misi Inovasi dan Diplomasi Ilmiah
Kunjungan Prof Taruna ke Beijing melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan otoritas obat China, lembaga riset farmasi, dan industri bioteknologi di Zhongguancun Science Park — kawasan yang dijuluki Silicon Valley of Asia.
Dalam pertemuan itu, BPOM dan China’s National Medical Products Administration (NMPA) sepakat memperkuat kerja sama regulasi, riset klinis, dan keamanan pangan lintas negara.
Salah satu hasil penting dari kunjungan ini adalah kesepakatan untuk pertukaran scientific assessor dan joint review program untuk produk ATMP yang dikembangkan di Asia. Langkah ini menegaskan posisi Indonesia sebagai regulator berkelas dunia (world-class regulator) di tengah dinamika global industri kesehatan.
Dari Beijing, Cahaya Ilmu untuk Nusantara
Prof Taruna juga mengunjungi Embassy of the Republic of Indonesia (KBRI Beijing), bertemu Dubes Djauhari Oratmangun.
Dalam dialog singkat itu, ia berpesan bahwa ilmuwan muda Indonesia harus berani bermimpi besar dan berpikir global. “Kita tak boleh hanya menjadi konsumen teknologi, tapi harus menjadi pencipta inovasi,” katanya.
Bagi Taruna, sains adalah bahasa universal yang bisa memperkuat diplomasi dan membuka jalan bagi kolaborasi antarbangsa. “Ilmu pengetahuan harus mempersatukan kemanusiaan, bukan memisahkan,” ujarnya di akhir kunjungannya.
Refleksi dan Harapan
Dari Beijing, Prof Taruna membawa pulang pesan penting: bahwa keunggulan sebuah bangsa tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam, tetapi oleh kekuatan akal budi dan integritas ilmiahnya. BPOM, di bawah kepemimpinannya, tengah membangun landasan itu — sebuah sistem regulasi yang berimbang antara keamanan publik dan kecepatan inovasi.
Ia percaya, ke depan Indonesia bisa menjadi poros inovasi farmasi Asia, sekaligus model bagi negara berkembang lainnya dalam membangun sistem pengawasan obat yang kredibel dan berbasis sains.
“Sains, kepercayaan, dan kolaborasi — itulah tiga pilar menuju masa depan yang sehat dan berdaulat,” katanya setelah memberi kuliah.
Kepala BPOM RI Prof. Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum di Tsinghua University, menegaskan visi Indonesia menuju regulator kelas dunia lewat regulasi berbasis sains, integritas, dan kolaborasi global. “Regulasi yang kuat bukan penghambat inovasi, tetapi fondasi kepercayaan publik dan daya saing bangsa,” ujarnya. (AE)