Diserang dengan Kampanye Negatif, Chaidir Syam: Saya Maafkan!


Siklus lima tahunan – Setiap lima tahun sekali, selalu saja ada orang yang datang ke halaman komisi anti rasuah, Jumlahnya sekitar 10 orang. Pakai corong (micropon) berteriak meminta calon bupati Maros ditersangkakan oleh KPK. Sudah biasa di musim Pilkada. Halaman KPK jadi halaman politik: sarana menurunkan elektabilitas kandidat di Pilkada. 
menitindonesia, MAROS – Tingginya hasil survei Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Chaidir Syam-Suhartina Bohari, membuat banyak pihak yang kelabakan. Mereka mencari cara agar elektabilitas ‘Maros Keren’ bisa digerus. Satu cara, kampanye negatif.
Dari pantauan di media sosial, pasca rilis survey yang dilakukan oleh Script Survei Indonesia (SSI) yang memenangkan pasangan Maros Keren di angka 42,11 persen, sejumlah akun medsos mulai menyerang pasangan nomor urut 2 itu dengan berbagai isu.
Termasuk adanya sekelompok orang yang mengatas namakan mahasiswa Penyelamat Maros, menggelar aksi di depan KPK dan Mabes Polri. Mereka menuding Chaidir Syam sebagai koruptor. Sungguh keji.
Menanggapi hal itu, Calon Bupati Maros, Chaidir Syam mengaku tidak mempermasalahkan dan memaafkan orang yang sengaja memfitnah dirinya itu. Ia juga meminta maaf jika sekiranya ada pihak yang tidak senang dengan dirinya.
“Saya minta maaf kalau ada pihak yang tidak suka dan saya juga memaafkan semua orang yang sekalipun berbuat jahat atau memfitnah saya. Yah mudah-mudahan kita semua bisa sadar kalau itu tidak baik,” katanya saat ditemui, Kamis (05/11/2020).
Meski terus diterpa dengan hujatan, fitnah dan bahkan serangan dalam bentuk pribadi. Chaidir dan Suhartina tetap meminta kepada seluruh tim dan pendukungnya untuk menahan diri dan tidak terpancing menanggapi provokasi itu.
“Biarkanlah orang lain berbuat begitu yang penting bukan kita. Saya dan ibu Suhartina selalu meminta kepada seluruh tim dan pendukung untuk tidak menanggapi. Baiknya kita tetap bekerja optimal saja di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, ketua tim Maros Keren, Muh Irfan AB menuturkan, jika hal itu sudah terjadi 5 tahun lalu saat Pilkada. Dimana, Hatta Rahman juga diserang dengan isu yang sama, namun terbukti tidak mempan.
“Sekadar mengingatkan ini juga terjadi 5 tahun lalu saat pilkada, saat itu Hatta Rahman diserang dengan issu yang sama, tapi ternyata isu itu tidak mempan. Malah masyarakat menganggap ini cara lawan menjatuhkan,” sebutnya.
Anggota DPRD Provinsi Sulsel itu berharap, agar seluruh warga Maros tidak terpancing hingga membuat suasana Pilkada memanas. Menurutnya, kontestasi politik hanya berlangsung sesaat, namun persaudaraan dan kedamaian itulah yang abadi dan tetap harus dijaga.
“Kita harus sadar Pilkada ini hanya sesaat saja. Kita tidak boleh terhasut dengan hal negatif yang bisa membuat suasana panas. Kita ini semua bersaudara dan Maros ini harus tetap dijaga kedamaiannya,” pungkas Irfan. #nunu