Guru Besar Kedokteran Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi Sp.B Sp.OT. (Foto: ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi Sp.B Sp.OT mengkritisi kebijakan Pemprov Sulsel yang gengsi dan ogah melanjutkan Program Wisata Duta Covid-19.
Menurut mantan Rektor Unhas tersebut, Program Wisata Duta Covid-19 yang diinisiasi oleh Gubernur Sulsel nonaktif, Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah, M.Agr merupakan program inovatif dalam penanganan pasien tanpa gejala dan menjadi salah satu upaya mitigasi menghadapi lonjakan kasus corona yang terjadi beberapa pekan terakhir.
“Di Sulsel masih adem ayem, padahal kasus positif naik terus. Saya menyarankan pemerintah agar Program Wisata Duta Covid-19 kembali disiapkan. Jangan tiba masa tiba akal,” kata Prof Idrus Paturusi, Minggu (11/7/2021), kemarin.
Berdasarkan data, Alumnus Kedokteran Unhas spesialis Ortopedi itu menyebut, kasus positif Covid-19 di Sulsel menyentuh angka 200-500 kasus perharinya. Jika dibiarkan, RS akan kembali penuh dan pemerintah akan bingung harus merawat pasien di mana.
“Kasus sampai ratusan sehari. Itu terbagi empat, yakni ringan, sedang, berat, dan kritis. Ringan dan sedang itu bisa dilakukan isolasi seperti dahulu waktu Prof NA punya Program Wisata Duta Covid-19 dan itu sangat menolong masyarakat karena tidak pusing lagi, keluarga juga tidak stres. Tidak semua orang punya rumah besar untuk isolasi,” jelasnya.
Seperti diketahui, Program Wisata Duta Covid-19 awalnya berupa masyarakat yang berstatus postif corona hingga mereka yang berstatus orang dalam pantauan (OTG). Mereka diisolasi di beberapa hotel dan kemudian mendapatkan materi terkait Covid-19.
Selama isolasi di hotel, para peserta akan diberi makanan dan penginapan gratis. Bahkan mereka yang sembuh akan menjadi edukator melawan Covid-19 bagi lingkungan sekitarnya.
Jumlah keseluruhan yang telah selesai dirawat sebanyak 13.943, dan 13.779 diantaranya telah sembuh, 164 lebihnya dirujuk ke rumah sakit. Presiden Jokowi juga memberikan pujian atas program tersebut. Bahkan menjadi percontohan di Indonesia, termasuk dicontoh DKI Jakarta.
“Pemerintah kan menggelontorkan dana besar untuk penanggulangan covid-19 dan salah satunya untuk program seperti itu. Program ini harus kembali disiapkan di Sulsel. Kalau tidak dipakai syukurlah, tetapi harus ada persiapan, itu namanya preventif,” tambah Prof Idrus.
Dikonfirmasi terkait program wisata Duta Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari mengatakan,terkait program Wisata Duta Covid-19 sekarang hanya disarankan isolasi mandiri di rumah masing-masing saja.
“Terkait program Wisata Duta Covid-19, saya cuma bisa bilang kalau isolasi mandiri itu hanya di rumah dan urus diri sendiri. Namun, jika ada kebijakan seperti itu lagi, maka akan dibuat lagi,” kata Ichsan.
Hingga saat ini, belum ada pihak di Pemprov Sulsel yang mau memberikan komentar lebih jauh apakah program wisata duta covid-19 akan diberlakukan kembali.
“Kami takut ngomong soal program Prof NA, nanti Plt salah sangka dek, maaf,” ujar seorang pejabat penting di Pemprov Sulsel yang minta tak dituliskan namanya. (andi ade zakaria)