Staf Khusus Wapres Soroti Keterlambatan Pembangunan Bendungan Jragung

Stasus Wapres Sukriansyah S Latif saat meninjau lokasi. (Foto: ist)

menitindonesia, SEMARANG – Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Infrastruktur dan Investasi, Dr Sukriansyah S Latief, SH, MH, melakukan audiensi dan rapat dengan Sekda Djarot Supriyoto di Ruang Bina Praja Kompleks Kantor Bupati Semarang, Kamis (30/9/2021).
Acara juga dihadiri Asisten Staf Khusus Wapres bidang Investasi, Yulian Hadromi, SH, LL.M, Kepala BBWS Sungai Pemali Juwana, M. Adek RIzaldi serta pimpinan perangkat daerah provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Semarang dan instansi vertikal terkait.
Sukriansah mengatakan, koordinasi yang baik antar instansi, dinilai menjadi salah satu faktor mempercepat penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dia menyesalkan keterlambatan pengerjaan PSN pada proyek Bendungan Jragung di Desa Candirejo, Pringapus, Sukriansyah menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi langsung dengan dirjen terkait. Menurutnya, tersendatnya penerbitan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) disebabkan lemahnya koordinasi antar instansi.
“Minggu depan, kita akan bertemu dengan para Dirjen untuk mengatasi masalah itu. Selanjutnya akan menjadi laporan kepada Bapak Wapres ,” katanya. Dia berharap, penyelesaian PSN Bendungan Jragung dapat tepat waktu.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana, M. Adek Rizaldi menyampaikan, proses pembangunan Bendungan Jragung terlambat hampir setahun. Salah satu kendalanya, IPPKH yang belum turun. Ditambahkan, setidaknya ada lahan hutan seluas 630,04 hektare yang dimintakan izin ke Kementerian LHK, untuk digunakan membangun bendungan.
Ditegaskan, Bendungan Jragung yang terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang akan menjadi bendungan multifungsi yang membawa dampak sosial ekonomi luas. Selain sebagai sumber air baku berkapasitas satu meter kubik per detik untuk Kota Semarang, Demak, dan Grobogan, juga sebagai pengendali banjir.
Menurutnya, bendungan juga akan digunakan untuk mengairi 4.528 hektare lahan pertanian dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) berkapasitas 1.400 KW. Luas genangan bendungan direncanakan 451,3 hektare, dan mampu menampung 90 juta meter kubik air. (andi esse)