Legenda PSM Najib Latandang Sebut Maroko Hebat di World Cup 2022 Bukan Karena Doa Ibu

Legenda PSM Makassar, najib Latandang. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Fenomena Tim Maroko pada Piala Dunia 2022 di Qatar, yang lolos ke babak semifinal setelah menumbangkan semua kandidat juara, Portogal dan Spanyol, itu menimbulkan kontroversi bagi penggembira piala dunia di tanah air.
Legenda pemain PSM Makassar Najib Latandang, mengatakan, munculnya Maroko sebagai Tim hebat di World Cup 2022, karena memang tim Maroko sangat handal, memiliki skill dan stamina yang prima.
“Hampir semua pemain Maroko di World Cup 2022 ini, punya skill yang merata dan pengalaman, karena semuanya merumput di Eropa, ada di Prancis,ada di Spanyol dan ada di Inggris,” ungkap Najib Latandang.
Mantan Play Maker PSM di era tahun 1980-an ini, menilai performance Maroko di Piala Dunia kali ini, memang sangat positif. Menurut Najib, secara geografis, negara Maroko bertetangga dengan Spanyol dan Portugal, juga tak jauh dari Prancis.
“Empat belas pemain dari 26 skuad Maroko, itu lahir di Eropa dan Amerika. Pelatihnya, Walid Regregul juga kelahiran Prancis, bisa jadi perpaduan Eropa-Amerika, apalagi rata-rata pemainnya main di Liga top, seperti Liga Spanyol, Liga Prancis dan Liga Inggris,” ungkapnya.
Najib mengakui, bahwa banyak faktor yang membuat Tim Maroko hebat, termasuk faktor budaya. Kelebihan aneka budaya termasuk dalam berbahasa, ujar dia, memudahkan Tim Maroko bergaul sekaligus menyerap ilmu tentang sepakbola.
“Anggota tim ini bertebar di klub-klub Eropa, bakat-bakat mereka luar biasa dan mereka menemukan atmosfer untuk berkembang, kehebatan mereka menghentak kita semua, karena bisa lolos ke semifinal dan sekaligus menjadi kandidat juara World Cup 2022,” ujar Najib Latandang.
Dia mengatakan, dirinya tidak setuju jika kemenangan Maroko dalam laga di World Cup 2022 ini dikaitkan dengan doa ibu atau karena Maroko merupakan negara Islam. Dalam sepakbola, kata Najib, tidak ada hubungan dengan identitas dan doa ibu sekalipun.
“Yang ada di sepakbola adalah latihan sungguh-sungguh, kerja keras di lapangan, skill dan stamina pemain yang prima ditambah racikan strategi pelatih. Ini semua harus dimulai dengan usaha, baru bersandar pada doa,” ucap najib.
Lebih lanjut, Najib bilang, kalau karena doa yang membuat suatu negara bisa jadi juara dunia, maka yang paling layak menjadi juara dunia adalah Arab Saudi, karena doa mereka memakai bahasa Arab dan bisa sewaktu-waktu dilakukan di Multazam.
Begitu juga soal doa ibu, ungkap Najib, pemain bintang yang paling mengabdi ke ibunya adalah Cristiano Ronaldo. Konon, kata dia, Cristiano Ronaldo, tak sekalipun mau meninggalkan ibunya.
“Suatu waktu Ronaldo ditanya, mengapa anda masih tinggal sama ibu, padahal anda sudah jadi bintang dan sangat kaya? Ronaldo menjelaskan kalau dia harus mengabdi kepada ibunya, karena ibunyalah yang membuatnya bisa bermain bola. Semasa Ronaldo kecil, ibunya pernah menjadi babu selama 7 hari hanya untuk mencari uang buat belikan Ronaldo sepatu bola,” ujar Najib.
Dia mengaku khawatir kalau tim Maroko kalah dari Prancis atau Argentina nanti, yang disalahkan adalah doa ibu, dianggap tidak lagi mustajab. “Jadi mari kita menyimak World Cup ini tanpa pendekatan identitas, tetapi menyimak semua tim secara rasional,” ujarnya. (roma)