Anggota DPRD Maros, Arie Anugrah makan bareng dengan Pengemudi Ojol.
menitindonesia, MAROS – Suasana di Pangkalan Pasar Batangase, Mandai, tampak berbeda. Selembar daun pisang membentang di atas meja sederhana, menjadi alas untuk nasi, lauk-pauk, dan sambal yang tersaji. Di sekelilingnya, tawa dan cerita para pengemudi Ojek Online (ojol) Maros mencairkan suasana, seolah semua beban kerja seharian hilang begitu saja.
Di tengah keramaian itu, hadir sosok Muh. Arie Anugrah Nurhidayat Gaus, Anggota DPRD Kabupaten Maros, yang sengaja meluangkan waktunya untuk berbaur dengan mereka. “Tidak ada sekat, tidak ada formalitas,” katanya dengan senyum lebar. “Ini momen sederhana, tapi kebersamaannya sangat luar biasa.”
Acara yang digagas Komunitas Ojol Maros ini memang tidak megah. Beralas daun pisang dan diiringi angin malam, para pengemudi menyambut tahun baru dengan cara yang hangat. Namun, kesederhanaan itulah yang membuat semuanya terasa begitu bermakna.
Arie duduk di tengah-tengah mereka, menyantap hidangan dengan tangan, sembari mendengarkan kisah-kisah perjuangan pengemudi ojek online. Beberapa bercerita tentang penumpang unik yang mereka temui, beberapa lainnya menyuarakan keluh kesah, mulai dari penghasilan yang tak menentu hingga harapan agar pemerintah lebih memperhatikan nasib mereka.
“Saya jadi tahu, mereka ini luar biasa tangguh,” kata Arie setelah mendengar cerita-cerita itu. “Di balik senyum dan candaan mereka, ada kerja keras yang kadang luput dari perhatian kita.”
Bagi Fahrul Aryws, Ketua Komunitas Grab Maros, kehadiran Arie adalah bentuk dukungan moral yang besar. “Padahal saya baru mengundang beliau tadi sore lewat pesan singkat, tapi beliau tetap datang. Itu menunjukkan bahwa beliau benar-benar peduli,” ujarnya penuh rasa bangga.
Arie tidak hanya datang untuk makan bersama, tetapi juga mendengarkan secara langsung apa yang menjadi kebutuhan komunitas. “Kami tidak perlu janji besar, kami hanya ingin didengar,” ungkap salah seorang pengemudi.
Dalam acara sederhana itu, Arie membuktikan bahwa seorang pemimpin tidak harus selalu berbicara di podium atau bersuara lantang di depan kamera. Terkadang, hanya dengan duduk bersama rakyat, mendengarkan cerita mereka, dan ikut merasakan kebersamaan, sebuah kepedulian bisa tersampaikan dengan lebih dalam.
“Makan beralas daun pisang ini sederhana, tapi artinya luar biasa. Saya harap ini bukan sekadar momen seremonial, tapi juga menjadi langkah awal untuk terus memberikan perhatian kepada mereka yang bekerja keras di jalanan setiap hari,” kata Arie sebelum meninggalkan lokasi.
Bagi pengemudi Grab Maros, acara ini bukan sekadar kumpul-kumpul biasa. Ini adalah pengingat bahwa kerja keras mereka tidak dilupakan, dan ada orang-orang yang benar-benar peduli pada kesejahteraan mereka.
Dan bagi Arie, ini adalah momen untuk belajar lebih dekat dengan rakyat yang ia wakili. “Saya ingin terus hadir seperti ini, bukan hanya saat kampanye, tetapi kapan pun mereka butuh suara yang mewakili mereka,” tutupnya dengan hangat.