menitindonesia, TANA TORAJA – Tana Toraja menjadi saksi hubungan emosional yang mendalam antara calon Gubernur Sulawesi Selatan 2024, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto, dengan masyarakatnya. Danny bahkan secara khusus mengunjungi Toraja untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada para pendukung setianya dalam Pilgub 2024 pada pada Senin (6/1/2025) malam kemarin.
Pasangan DIA (Danny Pomanto-Azhar) berhasil mencetak kemenangan telak di Toraja, meraih 102.116 suara di 21 kecamatan, terutama di Toraja Utara, berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU.
Dalam pidatonya, Danny tak segan menggambarkan kegelisahannya sebelum menyampaikan rasa syukur ini.
“Saya seperti orang jatuh cinta—gelisah dan susah tidur. Karena belum menyampaikan terima kasih secara langsung. Luar biasa bantuan masyarakat Toraja kepada kami. Selalu ada cinta buat masyarakat Toraja,” ujarnya penuh emosi.
Tak hanya mengucapkan rasa terima kasih, Danny yang juga menjabat sebagai Wali Kota Makassar menyampaikan selamat Natal dan Tahun Baru kepada masyarakat Toraja dan diaspora yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Makassar.
“Saya berharap di tahun baru ini kita semua mendapatkan keberkahan dan dibanjiri kebaikan,” tambahnya.
BACA JUGA:
Tim DIA Yakin Menang di MK Usai Gugatannya Terdaftar
Pendeta Alfred Anggui, yang turut menyambut kedatangan Danny, menyebut kunjungan tersebut sebagai kejutan istimewa.
“Bapak Danny Pomanto selalu berada di hati masyarakat Tana Toraja. Kami semua di sini berharap yang terbaik ke depannya,” ungkap Alfred.
Kunjungan ini semakin mempererat hubungan emosional Danny dengan masyarakat Toraja, yang dianggapnya sebagai keluarga besar. Ia berjanji tidak akan melupakan dukungan dan cinta yang telah diberikan kepadanya.
“Percayalah, semua bentuk cinta ini tidak akan saya sia-siakan, dan saya akan kenang hingga akhir hayat,” tegasnya.
Danny Pomanto tak hanya membawa rasa terima kasih, tetapi juga harapan akan hubungan yang terus erat antara dirinya dan masyarakat Toraja. Baginya, cinta yang diberikan oleh Toraja bukan sekadar angka di kertas suara, melainkan ikatan hati yang akan selalu ia bawa dalam perjalanan politiknya.
