Selamat Jalan, Kak Marwan: Sang Visioner di Balik Revolusi Warung Kopi Makassar

Arniyaty Amin, adalah Alumni Unhas, penulis dan pengamat sastra, tinggal di Sudiang, Makassar. (ist)

Oleh Arniyaty Amin
(Pengamat Sastra)
menitindonesia – MARWAN R. HUSSEIN, atau yang akrab disapa Kak Marwan, telah berpulang pada 12 Januari 2024, meninggalkan jejak kenangan mendalam di hati banyak orang. Sosok yang lahir pada 18 Desember 1966 ini dikenal sebagai pribadi yang tak mengenal sekat angkatan maupun strata sosial, selalu menginspirasi dengan solidaritasnya yang tinggi.
Sebagai putra KH Rauf Hussein, Kak Marwan menempuh pendidikan di berbagai sekolah di Makassar dan Sengkang. Beliau adalah alumni SMANSA Makassar, SMPN 8 Makassar, serta tiga SD, yaitu SD Komp. Karuwisi, SD Ranggong Dg. Romo, dan SDN 2 Sengkang.
BACA JUGA:
Pertemuan Megawati dan Prabowo Tinggal Tunggu Waktu, Jokowi: Hubungan Saya Baik-Baik Saja
Semasa hidup, Kak Marwan aktif di berbagai bidang, mulai dari bekerja di DPR RI sebagai tenaga ahli hingga Electrical Engineer di berbagai proyek. Namun, kontribusi terbesarnya terlihat dalam dunia keorganisasian, kemasyarakatan, dan pengembangan komunitas.

Mastermind Revolusi Warung Kopi

Salah satu warisan terbesar Kak Marwan adalah konsep modernisasi warung kopi di Kota Makassar. Beliau menjadi penggerak di balik terciptanya model bisnis yang kini menjadi pusat kolaborasi masyarakat. Warung kopi, yang dulunya hanya tempat berbincang santai, kini menjelma menjadi ruang kerja, belajar, dan bertukar ide dengan fasilitas internet gratis yang digagas Kak Marwan.
BACA JUGA:
PGA Unhas Gelar Turnamen Golf Bergengsi, Hadiah Hole in One: Mobil, Rumah, hingga Uang Tunai
Keberanian beliau dalam memperkenalkan layanan internet di warung kopi, meskipun sempat diragukan, membuktikan visi bisnisnya yang matang. Model ini tidak hanya meningkatkan literasi digital masyarakat tetapi juga membawa warung kopi ke era baru, menjadikannya sebagai pusat kolaborasi komunitas.

Simpul yang Menyatukan Banyak Orang

Kak Marwan dikenal sebagai “simpul” yang menghubungkan berbagai latar belakang masyarakat. Beliau adalah pemimpin yang rendah hati, cerdas, kritis, dan selalu peduli terhadap sesama. Pameo beliau yang terkenal, “Demi kebersamaan, mari lakukan yang wajar”, menjadi prinsip hidup yang selalu dipegangnya.
Warisan Kak Marwan kini terlihat nyata dalam pertumbuhan ekonomi daerah, kolaborasi komunitas, dan masyarakat yang lebih melek teknologi. Seperti sebuah ungkapan bijak: “Pemimpin terbesar adalah mereka yang justru tidak dikenal oleh masyarakat. Ketika mereka ditanya, masyarakat akan berkata, perubahan ini kami lakukan sendiri.”

Selamat Jalan, Kak Marwan

Kehilangan Kak Marwan adalah duka mendalam bagi banyak pihak, tetapi semangat dan visi beliau akan terus hidup. Selamat jalan, Daeng Wawan, penggagas masyarakat ketahanan energi dan deklarator Komunitas Telekomunikasi KTI. Semoga husnul khatimah. (*)