Rencana Kontroversial Trump: Kuasai Jalur Gaza dan Relokasi Warga Palestina

Presiden AS, Donald Trump (REUTERS/David Becker/Files 2016)

menitindonesia, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan usulan mengejutkannya: AS mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza. Meski mendapat penolakan keras dari Palestina, para pemimpin Timur Tengah, dan negara-negara sekutu AS, Trump tetap bersikeras bahwa gagasannya disukai banyak pihak.
“Semua orang menyukainya,” ujar Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, Rabu (5/2/2025), seperti dilansir AFP dan The Guardian, Kamis (6/2/2025).
Pernyataan ini disampaikan ketika Trump ditanya soal reaksi global terhadap rencananya yang kontroversial untuk menguasai Gaza. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut dengan alasan “ini bukan waktu yang tepat” karena sedang menghadiri seremoni pengambilan sumpah Jaksa Agung AS yang baru, Pam Bondi.
Sebelumnya, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (4/2/2025), Trump dengan percaya diri mengatakan bahwa “semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki tanah tersebut”, merujuk pada Jalur Gaza.

BACA JUGA:
Terkendala Usia, Joe Biden Mundur dari Capres AS, Dukung Kemala Harris Lawan DonaldTrump

Trump mengejutkan dunia dengan wacananya bahwa AS akan menguasai Jalur Gaza, merelokasi warganya ke tempat lain, lalu membangun kembali wilayah tersebut sebagai pusat ekonomi baru. Bahkan, ia mencetuskan gagasan kepemilikan jangka panjang AS atas wilayah itu.
Ia mengklaim AS akan “meratakan Jalur Gaza”, membersihkan semua bangunan yang hancur akibat konflik, lalu menciptakan infrastruktur baru yang disebutnya “akan sangat dibanggakan”. Trump juga berjanji proyek ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja dan membawa stabilitas di kawasan Timur Tengah.

BACA JUGA:
Mahasiswa Palestina Ungkap Terima Kasih untuk Prabowo, Bisa Kuliah Kedokteran Gratis di Unhan

Palestina dan Dunia Bereaksi Keras
Usulan Trump langsung menuai kecaman luas dari berbagai pihak, termasuk Palestina, Arab Saudi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan negara-negara sekutu AS.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menolak gagasan tersebut, menegaskan bahwa Palestina tidak akan melepaskan tanah, hak, dan situs-situs sucinya.
“Jalur Gaza adalah bagian integral dari tanah negara Palestina, bersama dengan Tepi Barat dan Yerusalem Timur,” tegas Abbas dalam pernyataan resminya.
Penolakan keras juga datang dari negara-negara Arab yang melihat usulan Trump sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Palestina dan upaya yang justru akan memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Meski dikecam secara luas, Trump hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mundur dari wacananya. Pernyataannya yang mengklaim bahwa banyak pihak mendukung ide ini semakin memperkeruh situasi geopolitik di kawasan.