Pertarungan Ulang di Unhas: Prof Budu Memimpin, Prof JJ Tak Mudah Tumbang

Persaingan sehat dua akademisi senior Unhas, Prof Budu dan Prof JJ, jelang pemilihan rektor 2026–2030.
  • Survei Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (YLKP) menunjukkan Prof Budu unggul 61,8% di kalangan dosen Unhas, disusul petahana Prof Jamaluddin Jompa 25,9%. Pilrek 2026 makin kompetitif.
menitindonesia, JAKARTA — Empat tahun setelah pertarungan sengit di Pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) terakhir, dua nama kembali berhadapan. Prof. dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K)., M.MedEd. kembali menjadi magnet dukungan di kalangan akademisi, sementara Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., petahana yang kini memimpin kampus merah, berusaha mempertahankan basis loyalnya.
BACA JUGA:
Gubernur Andi Sudirman Lantik 15 Pejabat Eselon II Pemprov Sulsel, Ini Daftarnya
Kali ini, arah dukungan dari kalangan dosen tampak lebih tegas. Survei yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (YLKP) memperlihatkan bahwa gelombang regenerasi akademik di tubuh Unhas semakin kuat.

Hasil Survei Dosen Universitas Hasanuddin

Periode: 11–30 Oktober 2025
Populasi: Dosen aktif dari 17 fakultas dan sekolah
Jumlah responden: 370 dosen
Metode: Stratified Random Sampling
Tingkat kepercayaan: 95%
Margin of error: ±3,5%
Penyelenggara: Yayasan Lembaga Kajian Pembangunan (YLKP)
“Kami menggunakan pendekatan ilmiah berbasis proporsionalitas fakultas dan jabatan fungsional dosen. Jadi data ini benar-benar mencerminkan realitas sikap akademik dosen Unhas menjelang Pilrek,” ujar Andi Besse Nabila Saskia, peneliti senior YLKP, Jumat (31/10).

Distribusi Dukungan Dosen Unhas (%)

Adapun persentase dukungan dosen terhadap ke enam calon rektor berdasarkan potret survei yang dilakukan YLKP, yakni : Prof. dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K)., M.MedEd. (61,8%), Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. (25,9%), dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., Ph.D. (5,2%), Prof. Dr. Sukardi Weda, SS., M.Hum., M.Pd., M.Si., MM., M.Sos.I., MA. ( 3,8%), Prof. Ir. Muhammad Iqbal Djawad, M.Sc., Ph.D. (2,1%), Dr. Ir. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng. (1,2%).
Makna Hasil Survei: Dukungan Meluas, Arus Baru Menguat
YLKP mencatat, dukungan terhadap Prof Budu menyebar di hampir seluruh rumpun ilmu, terutama fakultas Kedokteran, Farmasi, Keperawatan, dan Ilmu Sosial-Politik. Sebaliknya, Prof Jamaluddin Jompa masih kuat di Teknik dan Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) — basis utama dukungannya sejak Pilrek sebelumnya.
BACA JUGA:
Di KTT APEC, Prabowo Bahas Pengiriman Mahasiswa Kedokteran ke Selandia Baru
“Angka di atas 60 persen menandakan konsolidasi dosen sudah matang. Ini bukan lagi soal popularitas, tapi kepercayaan terhadap gaya kepemimpinan akademik yang baru,” ujar Nabila.
IMG 20251101 WA0001 11zon
Perolehan hasil survei dosen Unhas untuk dukungan pada Pilrek.

Pilrek Unhas Sebelumnya: Jejak Persaingan yang Panjang

Dalam Pilrek 2022–2026 lalu, Prof Budu sebenarnya menang dalam pemungutan suara Senat Guru Besar. Namun, keputusan akhir ada di tangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, yang kala itu menunjuk Prof Jamaluddin Jompa sebagai rektor Unhas, mengabaikan hasil pemilihan senat dan dukungan mayoritas akademisi.
Langkah itu sempat menimbulkan perdebatan di internal kampus. Banyak dosen menilai keputusan politik Nadiem terlalu menonjol dan “memotong kedaulatan akademik universitas.”
Kini, situasinya berbeda. Nadiem tak lagi berada di kabinet, dan atmosfer politik pendidikan tinggi lebih terbuka. YLKP menilai, peta dukungan dosen kali ini lebih murni, lebih akademik, dan lebih reflektif terhadap perubahan generasi kampus.

Faktor Penentu Pilihan Dosen

YLKP juga memetakan alasan utama di balik pilihan para dosen.Berikut lima faktor yang paling berpengaruh. Faktor utama persentase : Integritas & moralitas akademik 73%.
Kepemimpinan kolaboratif & komunikatif 64%, Dukungan terhadap percepatan karier dosen muda 51%, Riset & reputasi internasional 47%, Tata kelola dan transparansi kampus 42%.
“Para dosen muda memandang Prof Budu sebagai figur yang bisa membawa reformasi akademik tanpa kehilangan nilai-nilai Unhas,” ujar Nabila.

Gelombang Regenerasi Akademik

YLKP menilai hasil survei ini sebagai tanda kuat arah baru kepemimpinan kampus merah. Tren dukungan di kalangan dosen sejalan dengan survei sebelumnya di mahasiswa (45% untuk Budu) dan alumni (52% untuk Budu).
Kelompok Responden Prof Budu (%) Prof JJ (%) Lainnya (%): Mahasiswa 45 15 40, Alumni 52 25 23, Dosen 61,8 25,9 12,3.
Tren tiga lapisan ini menunjukkan satu garis konsisten: keinginan kuat akan regenerasi akademik di tubuh Unhas.
Analisis YLKP: Arah Baru Pilrek Unhas
YLKP menilai bahwa Pilrek 2026 akan tetap kompetitif, tetapi kali ini berada di bawah sorotan sivitas akademika yang lebih sadar pada integritas ilmiah. Prof Budu dinilai memiliki keunggulan di sisi komunikasi, moralitas, dan human relation, sedangkan Prof JJ diakui unggul dalam stabilitas riset dan hubungan internasional.
Namun, dalam politik kampus, seperti dalam politik negara, angka jarang berdusta. Jika tren ini bertahan hingga awal 2026, Prof Budu berpotensi besar menuntaskan “cerita tertunda” dari Pilrek sebelumnya.
“Kami tidak sedang memprediksi hasil akhir,” ujar Andi Besse Nabila Saskia, menutup perbincangan dengan Menit Indonesia. “Tapi data ini jelas menunjukkan bahwa mayoritas dosen Unhas ingin perubahan yang berbasis akademik dan meritokrasi, bukan pertimbangan politik.”
Dengan dukungan 61,8 persen di kalangan dosen, Prof Budu kini berada di posisi terkuat menuju Pilrek Unhas 2026–2030.
Sementara Prof Jamaluddin Jompa, sang petahana, tetap menjadi lawan tangguh yang mewakili kontinuitas dan reputasi global Unhas. Pertarungan di kampus merah pun kembali terbuka — tajam, ilmiah, dan menentukan. (*)