Wali Kota Makassar Dorong Standarisasi Tata Kelola Masjid yang Berdaya Bagi Masyarakat

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin saat menutup pelatihan standarisasi pengurus Masjid se Makassar. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menekankan pentingnya standarisasi tata kelola masjid di Kota Makassar untuk mewujudkan masjid yang bersih, terbuka, dan berdaya bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Munafri saat menutup Pelatihan Pengurus Masjid se-Kota Makassar yang digelar Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Makassar di Makassar Golden Hotel, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan ini berlangsung selama sepuluh hari dan diikuti 3.000 peserta yang terdiri atas pengurus masjid, remaja masjid, serta majelis taklim. Acara menghadirkan Ketua Takmir Masjid Al-Falah Sragen sebagai narasumber utama.
Dalam sambutannya, Munafri menyebut masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban dan ruang interaksi sosial.
“Kalau pengurusnya tidak memahami fungsi masjid, ya masjidnya akan begitu-begitu saja. Tapi kalau tata kelolanya baik, ini jadi langkah awal menjadikan masjid sebagai pusat membangun peradaban,” ujarnya.

BACA JUGA:
Sambut HUT Makassar ke-418, Pemkot Gelar UMKM Fiesta di Mall Ratu Indah

Munafri menegaskan perlunya standar pengelolaan yang seragam di seluruh masjid Makassar, mulai dari aspek kebersihan, pengaturan waktu azan dan iqamah, hingga sistem keuangan yang transparan dan akuntabel.
“Masjid harus punya SOP kebersihan, toilet bersih, dan sistem keuangan terbuka. Jangan sampai keuangan masjid jadi fitnah,” tegasnya.
Selain itu, Munafri mengingatkan pentingnya menjadikan masjid sebagai ruang ramah anak dan pembinaan umat. Ia meminta pengurus tidak melarang anak-anak bermain di masjid selama dalam pengawasan.
“Kalau anak-anak takut masuk masjid, siapa yang rugi? Biarkan mereka nyaman supaya tumbuh cinta pada rumah Allah,” katanya.
Lebih jauh, Munafri juga mendorong agar masjid menjadi pusat data sosial warga, termasuk pendataan fakir miskin dan kaum duafa. Dengan begitu, penyaluran bantuan dari pemerintah maupun masyarakat bisa lebih tepat sasaran.
“Masjid harus jadi episentrum perhatian sosial. Data duafa dan fakir miskin harus tercatat supaya intervensi bantuan bisa cepat,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Munafri berencana mengadakan lomba kebersihan dan keaktifan masjid mulai tahun depan.
“Kita akan nilai kebersihan, keaktifan pengurus, dan kegiatan keagamaan. Masjid yang paling aktif akan kita beri penghargaan,” tandasnya.
Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pengurus masjid agar lebih profesional, modern, dan menjadi teladan dalam pengelolaan rumah ibadah di Kota Makassar.