Memiliki Kekayaan Nikel, Sulsel Berpotensi Menjadi Pemasok Lithium Terbesar di Dunia

Direktur Utama PT Sulsel Citra Indonesia, Ir Taufik Fachruddin. (Foto: Ist_menit)
Pasar otomotif ke depan – Teknologi Elektrical Vehicle (EV) sudah mulai diperkenalkan beberapa industri otomotif dunia. Bahan bakar minyak untuk kendaraan akan beralih ke baterai. “Kami sudah menjajagi kerjasama membangun pabriknya dengan beberapa produsen baterai yang terkenal,” kata Ir Taufik Fachruddin.
menitindonesia, MAKASSAR – Salah satu potensi sumber daya alam yang dimiliki Sulawesi Selatan yang berlimpah adalah hasil tambang nikel dan terbesar di Indonesia, dengan kualitas terbaik di dunia. “Ini adalah kesempatan besar untuk menjadi pemasok bahan baku baterai (lithium) terbesar di dunia,” ujar Direktur Utama PT Sulsel Citra Utama, Ir Taufik Fachruddin, di Makassar, Rabu (3/2/2021).
Kepada menitindonesia.com, Taufik menjelaskan, bahwa luas kontrak karya ke PT Vale Tbk, 190.510 hektar. Saat ini, kata dia, ada 47,6 ribu hektar lahan tambang nikel yang pengelolaannya prioritas diserahkan oleh Pemerintah Sulawesi Selatan kepada badan usaha milik daerah (BUMD) untuk dikembangkan.
“Mencermati kebutuhan pasar dunia dalam hal otomotif dan transportasi yang mengarah pada teknologi ramah lingkungan, Electrical Vehicle (EV) menjadi solusi alternatif yang tepat. Masa depan otomotif akan beralih pada EV,” ujar Taufik.
Untuk itu, Taufik menjelaskan, BUMD Sulsel sebagai agent of development, PT. Sulsel Citra Indonesia (PT SCI) Perseroda SulSel, diharapkan menciptakan multiplier effect pada sektor lain.
“Bukan hanya sekedar peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan retribusi, tetapi juga bagaimana menciptakan lapangan kerja baru dan kesejahteraan masyarakat SulSel,” ujarnya.
Untuk menggarap market Amerika, Eropa atau Asia Pasifik, menurutnya, PT. SCI akan membuka diri untuk masuknya investasi. Taufik menilai posisi Sulsel sangat strategis karena sudah ada beberapa smelter yang tersedia seperti di kabupaten Bantaeng dan dermaga jetty. “Ini memudahkan proses untuk memproduksi baterai lithium mobil listrik,” katanya.
Lebih lanjut, Taufik menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menjejaki untuk bekerjasama membangun pabrik dengan beberapa
produsen baterai yang ada seperti Tesla, CALT dari China dan Panasonic.
“Mereka sangat tertarik untuk membuka pabrik di Indonesia. Ini harus kita sambut dengan baik. Untuk itu, kami butuh dukungan dan doa masyarakat SulSel, semoga ini semua bisa kita realisasikan dalam waktu yang tidak lama,” kata Taufik Fachrudin. (andi esse)