Presiden Jokowi sudah menjadwalkan ke Tator, Kamis 12 Nopember 2020. Kepala Negara akan meresmikan bandar udara Toraja. (Foto: Biro Pers Istana)
Biaya lahannya diduga dikorupsi – Pembangunan Bandara Buntukunik sempat mangkrak karena adanya dugaan korupsi atas pembebasan lahan Bandara. BPKP menemukan Rp7 miliar kerugian negara. Pembangunannya kembali dilanjutkan setelah jabatan Bupati berganti dari Theofilus ke Nicodemus.
menitindonesia, MAKALE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menjadwalkan. Ia akan meresmikan Bandara Toraja Buntukunik, Kamis 12 November 2020. Sesuai jadwal yang dirilis oleh tim media istana, Presiden akan tiba di bandara Toraja Air Port pukul 11.10 WITA.
Bandara Toraja siap diresmikan Presiden Jokowi – (Foto: Istimewa)
Pembangunan Bandara tersebut, sempat mangkrak beberapa tahun. Penyebabnya, yakni persoalan biaya dan adanya kasus korupsi pembebasan lahan.
Hingga saat ini, kasus dugaan korupsi pembebasan lahan tersebut, masih ditangani pihak Polda Sulsel. Kasus rasuah itu, diduga melibatkan mantan Bupati Tana Toraja, Theofilus.
Agar pembangunan bandara tersebut tidak mangkrak, Bupati Tator Periode 2015-2020, Nicodemus Biringkanae bersama wakilnya Victor Datuan Batara, tak henti-hentinya meyakinkan pemerintah pusat, agar pembangunan bandara tersebut tetap dilanjutkan.
Keduanya silih berganti menemui Wapres Jusuf Kalla dan kementerian perhubungan untuk meyakinkan mereka. Bahkan, Bupati Nicodemus, pernah membawa warganya, Perhimpunan Masyarakat Toraja se Indonesia (PMTI) menemui khusus JK untuk memohon percepatan pembangunan Bandara Buntukunik, tahun 2016.
Nicodemus berpikir tanpa bandara, pariwisata akan melandai, pertumbuhan ekonomi mandek, dan kemiskinan akan bertambah jika pendapatan daerah menurun. “Agar semuanya lancar dan ekonomi tumbuh, Bandara Buntukunik harus selesai,” ucap Bupati Nicodemus di Jakarta, Kamis 23 Juni 2016 usai bertemu JK.
Saat itu, Nicodemus menyodorkan proposal anggaran pembangunan kepada pemerintah melalui Wapres JK, dengan total nilai sebesar Rp1,7 triliun.
Tak sampai di situ. Nico mengutus wakilnya, Victor Datuan Batara menemui kembali JK di Kantor Wakil Presiden, di Jakarta. Agar lebih yakin lagi, Victor bersama Bupati Toraja Utara menghadap JK pada tanggal 29 Januari 2017.
Berbagai cara ditempuh oleh Nico-Victor. Bahkan tak hanya JK, keduanya pun gencar berkoordinasi dengan Gubernur Sulawesi Seilatan, Nurdin Abdullah.
Pembangunan Bandara Buntukunik pernah mandek karena kasus rasuah. “Memang berat kerjanya, selain melobby anggaran dari pusat juga terlebih dahulu meyakinkan pusat untuk melanjutkan pembangunannya,” kata Nicodemus saat ditemui di rumahnya, di Parappo, Selasa, (10/11/2020).
Nico juga mengakui sumbangsih Gubernur Nurdin Abdullah yang sangat membantu pembangunan bandara tersebut. “Tanpa kepercayaan pusat dan sinergi dengan Prmprov, rasanya sulit untuk mewujudkan pembangunan bandara itu,” ujarnya mengenang perjuangannya.
Yang paling miris, saat mereka getol memperjuangkan agar Bandara segera dibangun, kasus dugaan korupsi pembebasan lahan yang merugikan negara sebesar Rp7 miliar itu, terus bergulir.
Nicodemus – yang saat ini masih cuti Pilkada 2020 – bilang pembangunan tahap selanjutnya, ialah perpanjangan runway 2500 meter. “Terminalnya juga akan dibenahi tahun depan. Jika sudah rampung, bandara ini nanti akan melayani penerbangan domestik. Jadi turis bisa langsung ke Toraja,” ucap Nicodemus. #aliamin