Bocoran Survei Insert Institute – Elektabilitas Chaidir Syam-Suhartina Bohari, tembus angka 53 persen. Disusul jauh di bawahnya Paslon Harmil Mattotorang-Ilham Nadjamuddin 26 persen. Posisi ekor, ditempati Tajerimin-Havid. Swing voter masih tersisah 2 persen.
menitindonesia, MAROS – Pasangan calon nomor urut 2, Chaidir Syam-Suhartina Bohari di Pilkada Maros, makin tak terkejar lagi. Lonjakan elektabilitas paslon yang menggunakan tagline Hati Kita Keren itu, dalam sepekan –periode survei 24-30 November– yang dilakukan Insert Institute, mengalami lonjakan elektabilitas secara drastis, tembus pada angka 53 persen.
Sepekan sebelumnya, lembaga survei SSI merelease posisi elektabilitas Chaidir-Suhartina pada angka 49 persen, Harmil-Ilham pada angka 25 persen, Tajerimin-Havid pada angka 14 persen.
Potret Survei Insert Institute. (Foto Capture menit)
Juru Bicara Hati Kita Keren, Chaerul Syahab, menjelaskan kalau lonjakan elektabilitas terjadi pada Hati Kita Keren disebabkan oleh massifnya kerja-kerja relawan untuk melakukan sosialisasi. Ia juga menjelaskan, bahwa dukungan pemilih perempuan massif memilih nomor urut 2 karena melihat adanya keterwakilan tokoh perempuan di Pilkada Maros.
“Perempuan ingin keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan di Maros. Perempuan ingin membuat sejarah baru di pilkada Maros, untuk pertama kalinya ada perempuan ikut Pilkada dan terpilih,” ujar Chaerul Syahab, ditemui di Maros (1/12/2020).
Di sisa tujuh hari pencoblosan, 9 Desember mendatang, Chaerul mengatakan target kemenangan bagi paslon Hati Kita Keren akan terus mengalami peningkatan. Fenomena yang terjadi, kata dia, banyak warga yang mengalihkan dukungan kepada pasangan nomor urut 2 karena mereka ingin mendukung pasangan calon yang berpeluang menang dan memiliki program yang terukur.
Menyinggung santernya issu money politik dari paslon lain, Chaerul Syahab mengaku Tim Hati Kita Keren tidak menkhawatirkan jika adanya serangan fajar atau money politik. Alasan dia, karena strong voter Chaidir-Suhartina jauh berada di atas kandidat lainnya.
“Kalau kandidat lain melakukan serangan fajar, itu sama saja membuang garam di tengah laut. Modal elektabilitasnya tidak cukup untuk melakukan money politik. Itu pasti tidak efektif,” kata dia.
Chaerul juga menjelaskan, dorongan serangan fajar itu biasa berasal dari tim atau pemain di lapangan. “Kita tahu, pasca pemilihan, yang biasa kita dengar, banyak amplop tidak tersalurkan, apalagi melihat posisi survei sangat rendah. Kalau ada seratus amplop, paling banyak yang terbagi itu hanya 30 amplop saja. Kami sudah teliti dan pelajari dari survei,” ungkap Caherul Syahab.
Sementara, calon bupati Maros, Chaidir Syam ketika ditanya soal elektabilitasnya yang melejit, dia tak mau jumawa dan lengah. Ia meminta tim dan relawan Hati Kita Keren semakin massif melakukan sosialisasi dan menjaga basis masing-masing.
“Jangan cepat puas dengan hasil survei, kami akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat Maros memilih karena memahami program calon dan memilih pemimpinnya yang tepat bagi mereka,” kata Chaidir. #gabriel