Pesan Ulama, hindari kemusyrikan – Jika punya hajat, mohonlah dilancarkan urusannya kepada Allah, bukan meminta tolong kepada penjaga sungai dengan upacara ritual. Bergantunglah kepada Allah. “Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.(QS. Az Zumar [39]: 38),” kata Ustad Ashar Tamanggong mengutip Firman Allah.
menitindonesia, MAKASSAR – Dai muda milenial, Ustadz Azhar Tamanggong menyayangkan keikutsertaan salah satu Calon Walikota Makassar, dalam acara pelepasan bala atau doa tolak bala di Sungai Jeneberang, Rabu (2/12) lalu.
Acara Tolak Bala di Sungai Jeneberang oleh salah satu Paslon di Pilkada Makassar 2020.
Sebagai seorang muslim, kata dia, harusnya kandidat tersebut tahu dan paham bahwa acara tolak bala yang tidak sesuai syariat tidak dibenarkan dalam agama Islam. “Dia bisa musyrik!” kata Ustad Ashar.
Menurut dai kondang Makassar ini, acara tolak bala di sungai Jeneberang itu bisa menjadi preseden, nanti masyarakat mencontoh perbuatannya itu, ke sungai berdoa dan menyembah berhala jika ada hajat yang mau dicapainya.
“Tentunya muslim di Makassar menginginkan pemimpin yang tidak hanya peduli terkait bidang keagamaan, tapi juga paham agamanya dan patut dicontoh,” kata Ustadz Ashar.
Menurutnya, kehadiran salah satu calon walikota tersebut pada acara doa pelepasan bala di Sungai Jeneberang sangat disayangkan, karena apa yang mereka lakukan di sungai Jeneberang itu, kata Ustad Ashar, sudah mendekati kemusyrikan.
“Tolong jangan hanya karena ingin meraup suara demi Pilwalkot Makassar, tapi malah mengorbankan akidah. Ini berlaku untuk semua paslon, tolong jadilah teladan,” sambung Ustad Azhar dengan nada kecewa.
Apapun alasannya, kata dia, mengikuti doa pelepasan bala itu tidak dibenarkan. “Kalau mendapatkan undangan dan isi acaranya bertentangan dengan ajaran agama, maka tidak mengapa ditolak dengan baik-baik. Ia yakin pihak pengundang akan memaklumi bila mendapatkan penjelasan komprehensif,” ujarnya.
Selanjutnya, Ustadz Ashar bilang, kalau ingin melihat kota Makassar aman dan nyaman, atau untuk menang di Pilkada, tidak tepat dilakukan ritual pelepasan bala atau apapun namanya ritual yang dilakukan di pinggir sungai. “Yang tepat dilakukan adalah memohon pertolongan kepada Allah, bukan kepada penjaga sungai,” kata Ashar.
Dia menjelaskan acara pelepasan bala maupun tolak bala dilarang jika menyimpang dari ajaran Islam. Dalam Islam, umat hanya meminta pertolongan dan doa tolak bala hanya kepada Allah SWT. Tidak ada yang lain yang patut disembah dan dimintai pertolongan selain Allah swt bagi seorang muslim.
“Mohon maaf bila saya agak keras soal ini, tapi ini harus disuarakan agar tak ada lagi yang keliru dan terjerumus. Doa tolak bala itu ada dalam Islam, tapi caranya jelas. Ingat doa adalah bagian dari ibadah,” ujarnya.
Ashar menyetir Firman Allah, ““Kepada Allah lah orang-orang yang beriman menyerahkan diri.” (QS. At Taubah [9]: 51), Bukan melakukan yang dilarang Allah, sebagaimana FirmanNya: Dan sebagian besar mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya.” (QS. Yusuf [12]: 106). Maksudnya adalah mereka beriman dengan rububiyah Allah tetapi mengingkari uluhiyyah Allah,” Ashar menerangkan dalilnya. #adezakaria