Aluni Unhas Angkatan 1981, Prof Dr Ir Sudirman Numba. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Perseteruan terkait penyelenggaraan Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) yang diprakrasai segelintir alumni Unhas di Jakarta 28-30 Oktober 2021, lalu, menyisakan gejolak di kalangan Alumni Unhas sehingga menyeret-nyeret nama Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Unhas.
Alumni Fakultas Pertanian Unhas Angkatan 1981, Prof Dr Ir Sudirman Numba, meminta Ketua Umum IKA Unhas, Jusuf Kalla tidak membiarkan terjadinya perpecahan di kalangan Alumni Unhas sebelum dia mengakhiri masa baktinya sebagai Ketum Pengurus Pusat IKA Unhas selama 35 tahun.
“Pak JK sudah tahu ada dua pihak yang berseteru terkait tempat pelaksanaan Mubes, yakni versi Mubeslub menginginkan di Jakarta dan versi penegak AD/ART IKA Unhas yang menginginkan di Makassar. Pak JK sebagai Ketum PP IKA Unhas harus menengahi dan memberi solusi yang tepat agar kekisruhan ini tidak berlangsung lama,” kata Prof Sudirman melalui keterangannya, Sabtu (13/11/2021).
Guru Besar Universitas Muslim Indonesia itu, juga mengungkapkan, sebelum Mubeslub digelar, Ketua Harian IKA Unhas, Prof dr Idrus A Paturusi, PhD sudah menyarankan ke PP IKA Unhas agar pelaksanaan Mubes dilakukan di Kampus Unhas Tamalanrea.
Namun, agenda Mubes di Makassar, ujar Prof Sudirman Numba, tiba-tiba berubah menjadi Mubeslub yang dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Nasional untuk mengubah AD/ART dan menetapkan lokasi Mubes dilaksanakan di Jakarta.
“Mubeslub ini yang merusak tatanan organisasi IKA Unhas di penghujung pengabdian Pak JK di organisasi alumni ini. Pelaksanaan Mubeslub itu melanggar AD/ART IKA Unhas, dan penentuan lokasi Mubes pun mereka tetapkan di Jakarta. Sekarang Alumni Unhas ribut, karena mereka tahu Mubeslub itu menfikan konstitusi IKA Unhas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Sudirman Numba meminta agar PP IKA Unhas tidak berpihak pada kubu Mubeslub dan menyarankan agar kedua pihak, yakni pihak penyelenggara Mubeslub dan pihak Forum Alumni (FA) Unhas difasilitasi bertemu untuk mencari solusi yang terbaik.
“Pak JK harus menunjukkan ketokohannya yang selama ini kami banggakan untuk mengakomodasi aspirasi mayoritas alumni yang disuarakan FA UH,” ucapnya.
Prof Sudirman menambahkan, keinginan FA UH agar Mubes dilaksanakan di Makassar, ujar dia, karena menganggap bahwa Mubes di Makassar lebih strategis dilihat dari kepentingan alumni, almamater dan mahasiswa.
“Bila dua keinginan ini deadlock, tidak ada titik temunya, terpaksa Pak JK yang akhirnya menentukan. Oleh karena itu, komunikasi dengan para ketua Ika Fakultas, IKA Jurusan, dan Ika Wilayah perlu didengar oleh PP IKA, terutama Pak Ketum IKA Unhas,” jelasnya.
Dia juga berharap, JK segera menyikapi potensi perpecahan di kalangan alumni Unhas agar tidak berlarut-larut. Dia juga meminta semua pihak agar cooling down, sambil menunggu sikap dari PP IKA Unhas.
“Kalau perseteruan ini makin keluar dan melebar ke seluruh alumni di Nusantara, ini tidak hanya membuat Pak JK malu, tapi kita semua ikut malu,” pungkasnya. (roma)