Wali Kota Makassar, Danny Pomanto memantau tanaman pangan warga di Lorong Wisata Parang Tambung. (Foto: Ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar menjadikan Lorong Wisata sebagai alternatif untuk meminimalisir dampak krisis pangan global yang diprediksi bakal terjadi pada tahun 2023, nanti.
“Kalau terjadi krisis pangan global yang sekarang mengancam dunia, Lorong Wisata (Longwis) di Makassar ini, bisa jadi alternatif,” kata Danny Pomanto saat mengunjungi Longwisa Saga, Parang Tambung, Selasa (18/10/2022).
Untuk itu, Danny mengajak warga memanfaatkan lahan kosong atau pekarangan untuk budidaya tanaman pangan. Dunia, ujar dia, delapan bulan ke depan, diprediksi dunia akan menghadapi krisis pangan.
“Jadi kita harus manfaatkan lahan kosong atau pekarangan kita, menanami tanaman pangan keluarga,” ujarnya.
Longwis sendiri, kata Danny, merupakan penyempurnaan program Lorong Garden (Longgar), lahan kosong atau pekarangan dimanfaatkan untuk budidaya aneka tanaman pangan keluarga.
Melalui program Longgar Makassar, ujar dia, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga mampu mengendalikan laju inflasi. “Melalui Longgar, tanaman penyumbang inflasi seperti cabai dibudidayakan oleh warga,” ucapnya.
Transfomasi sistem pertanian melalui Longwis dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, kata Danny, bisa meningkatkan ketahanan pangan, dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
“Nilai lebihnya, Longwis lebih kepada bagaimana fungsi ekonomi dapat berjalan di lorong. Lorong harus bersih dan tertata sehingga memiliki daya tarik agar orang untuk berkunjung,” katanya.
Danny berharap, bagaimana nanti masyarakat lorong bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari pengunjung. “Kalau ada pengunjung lapar kita tawarkan kuliner khas di lorong, kue-kue tradisional, atau jus dari sayur pakcoi atau markisa. Belum lagi kalau ada suvenir di lorong, diharapkan mereka bisa beli langsung dari warga,” katanya.
Untuk itu, Danny meminta agar warga menjaga kekompakan dan semangat dalam menyukseskan Longwis agar ketahanan ekonomi warga di lorong bisa terasa.
“Kalau lorong sudah bersih dan cantik, terus ada makanan atau oleh-oleh bisa dibeli saya yakin pengunjung akan tertarik di situ fungsi ekonomi akan berjalan di lorong. Fokus benahi Longwisnya, tugas pemerintah hadirkan pengunjung,” tutupnya. (andi esse)