menitindonesia, MAKASSAR – Aktivis 98 di Makassar Syamsir Anchi menanggapi usulan Ketua Dewan Syuro Partai Ummat Amien Rais agar calon Wakil Presiden untuk Anies Baswedan berasal dari Indonesia Timur, bisa mengganggu dinamika dalam koalisi perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut aktivis dan pegiat lingkungan hidup ini, dari tiga partai yang gabung pada koalisi perubahan belum clear siapa Cawapres untuk Anies nanti. Partai NasDem, ujar dia, belum mau legowo menerima Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan PKS, melihat cela yang bisa menguntungkan posisinya dalam koalisi dan Pemilu nanti.
“Pak Amien Rais tak boleh tiba-tiba nyeletuk mengusulkan pendamping Anies. Dia kan belum punya pangkat dalam koalisi perubahan. Wah bisa bubar koalisi perubahan nanti. Kan Demokrat punya Cawapres, AHY. Apalagi elektabilitas Anies naik jika dipasangkan AHY,” kata Syamsir Anchi melalui keterangannya kepada jurnalis media ini, Minggu (30/4/2023).
Namun, Syamsir Anchi tetap mangapresiasi usulan Amien Rais sebagai ide yang taktis. Anchi menilai, memang Anies harus merebut pemilih yang banyak di Indonesia timur kalau ingin menang Pilpres 2024.
Direktur LSM Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI) itu, menyarankan agar Amien menemui dulu tokoh-tokoh dari Indonesia Timur dan menjadi fasilitator lobby dan menawarkan usulannya ke partai-partai koalisi perubahan.
“Kita paham, Pak Amien mau jadi kingmaker Pilpres dengan mengusung tokoh Indonesia Timur. Silahkan, tapi pakai etika politik,” ujarnya.
Sebelumnya, Amien Rais menyapaikan pendapatnya, seharusnya calon wakil presiden untuk Anies Baswedan merupakan tokoh asal Indonesia timur. Menurutnya, tokoh dari Indonesia timur akan melengkapi Anies.
“Wakilnya menurut perhitungan rasional sebaiknya tokoh yang datang dari Indonesia Timur,” kata Amien Rais di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (29/4), kemarin.
Amien pun mencontohkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat maju bersama Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2004. Indonesia bagian timur, kata dia, kerap terlupakan, sehingga perlu sosok yang mewakili mereka di tingkat nasional, bukan hanya Jawa sentris.
“Indonesia Timur harus terwakili, karena selama ini kadang-kadang terlupakan. Tokoh-tokoh yang maju dalam kontestasi politik cenderung Jawa sentris, atau daerah-daerah lain di Indonesia bagian barat seperti Sumatra dan Kalimantan,” ujarnya. (andi endeng)