menitindonesia, BULUKUMBA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyerahkan delapan unit kapal nelayan, dengan rata-rata harga Rp75 juta per unitnya.
Bantuan kapal diserahkan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, didampingi Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel, M. Ilyas.
“Delapan unit kapal untuk para nelayan ini merupakan stimulan untuk para nelayan kita. Jadi kalau memang melihat jumlah nelayan kita 2.800 orang, itu belum seberapa unitnya. Kita berikan juga ke daerah lain 10 unit,” beber Bahtiar, di sela penyerahan bantuan yang disertai tanya jawab bersama tokoh masyarakat dan nelayan, di Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Jumat (22/9/2023).
Menurut dia, sangat tidak rasional sekali dengan luas dan panjang pesisir laut di Sulsel ini, potensi perikanan laut hanya menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp3 miliar.
“Ini Sulawesi Selatan memiliki panjang pantai sangat panjang sekali, tapi sumbangsih untuk PAD kita hanya Rp3 miliar saja. Potensi kelautan yang besar di daerah Sulawesi Selatan ini harus lebih bisa memperbaiki kesejahteraan masyarakat nelayan kita,” terangnya.
Dengan mendengarkan langsung masukan dan harapan dari para nelayan, kata Bahtiar, pemerintah dapat mengetahui apa saja yang menjadi kendala dari masyarakat nelayan di Sulsel. Apalagi, Kabupaten Bulukumba memiliki Bupati seperti Andi Muchtar Ali Yusuf, yang sudah memiliki pengalaman panjang terkait perikanan dan kelautan.
“Saya melakukan kegiatan ini sekaligus berdialog dengan pemangku kepentingan terkait. Bupati Bulukumba ini adalah profesornya ikan. Jangan lihat beliau sebagai Bupati, tapi lihat beliau sebagai seorang praktisi, mengerti yang tertulis dan keadaan alam laut itu adalah orang yang setiap hari bersama laut,” jelasnya.
“Memang APBD kita kurang tapi kita harus susun ulang manajemen tata kelola laut kita. Kalau tahun ini cuman Rp3 miliar pertahun, bisa nggak tahun depan naik Rp30 miliar, tahun depannya naik Rp300 miliar, tahun depannya lagi naik Rp3 trilliun,” sambungnya.
Dengan demikian, kata Bahtiar, maka akan ada perbaikan kehidupan masyarakat.
“Ikan itu pasti berlindung dari karang-karang itu. Kalau karang itu tidak ada, lalu apa tempat dia tinggal. Nah Pak Bupati ini menyediakan rumah untuk ikan, namanya Rumpon, rumah buatan. Di situ ada plankton yang akan menjadi makanan ikan, kalau ada ikan kecil ada ikan besar. Nah rumah-rumah ikan ini harus diperbanyak,” pungkasnya. (*)