menitindonesia, JAKARTA – Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo mengatakan sebanyak 1.273 personel polisi telah dikerahkan untuk pengamanan aksi berbagai elemen masyarakat sipil terhdap penolakan atas revisi UU oleh DPR. Pengamanan dilakukan di sekitar Patung Arjuna Wijaya (Harmoni) dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK).
“Dalam rangka pengamanan aksi elemen masyarakat di Bundaran Patung Kuda Monas dan sekitarnya. Kami melibatkan sejumlah 1.273 personel gabungan,” kata Kombes Susatyo Purnomo, Kamis (22/8/2024).
Susatyo mengungkapkan, personel gabungan ini terdiri dari Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat, serta persone bantuan dan TNI dan Satpol PP Pemda Jakarta.
“Mereka di tempatkan di berbagai titik strategis, mulai dari sekitar Patung Kuda, depan Gedung MK, hingga depan Istana Merdeka,” katanya. “Pengamanan juga ditingkatkan untuk mencegah peserta aksi memasuki Gedung MK dan Istana Merdeka.”
Sehingga, akibat pengerahan keamanan untuk mengamankan aksi elemen masyarakat sipil tersebut, dilakukan penutupan dan pengalihan arus lalu lintas di sekitar Harmoni secara situasional. “Ya. tergantung dari situasi di lapangan. Kalau jumlah peserta aksi tidak banyak, arus lalu lintas normal seperti biasa,” ujar Susatyo.
Selain itu, Kombes Susatyo mengingatkan kepada seluruh personil untuk bersikap persuasif, tidak memprovokasi dan lebih mengutamakan negosiasi dengan melakukan pelayanan yang humanis sambil menjaga keamanan dan keselamatan.
Ia juga meminta elemen masyarakat yang melakukan aksi agar melakukannya dengan damai tanpa mengganggu kepentingan umum. “Jangan paksakan kehendak, jangan anarkis dan jangan merusak fasilitas umum, hormati dan hargai pengguna jalan lainnya yang akan melintas,” tutup Susatyo.
Sebelumnya, beredar undangan aksi yang akan dilakukan sejumlah Guru Besar, akademisi, aktivis pro demokrasi, civil society dan Aktivis 98. Mereka menolak revisi UU oleh DPR terhadap putusan MK.
Aksi unjuk rasa yang dipusatkan di Gedung MK ini, rencana akan dihadiri oleh Frans Magnis Suseso, Saiful Mujani, Abraham Samad dan Ray Rangkuti.