Pjs Wali Kota Makassar Terima Penghargaan Pentaloka Nasional ADINKES 2024 untuk Implementasi Kawasan Tanpa Rokok 


menitindonesia, YOGYAKARTA – Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto menyerahkan Penghargaan Pentaloka Nasional ADINKES 2024, kepada Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, atas inisiatif implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Penyerahan digelar ADINKES berlangsung di Hotel Sahid Raya Convention & Exhibition Center, Sleman, Yogyakarta, pada Selasa (5/11/2024).
Wamendagri Bima Arya dalam sambutannya menekankan bahwa Presiden dan Wakil Presiden telah menetapkan delapan tujuan utama yang harus dicapai, di antaranya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan dan pendidikan.
Menurutnya, keberhasilan menyongsong Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada SDM yang sehat. Meski aturan atau Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok telah banyak diatur dalam berbagai peraturan daerah, namun dampaknya masih perlu ditingkatkan.
“Perda KTR menjadi komitmen pemerintah untuk pengendalian tembakau, terutama dalam mencegah perokok pemula. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan political will dari pimpinan daerah. Jika bupati atau wali kota tidak peduli, maka upaya pengendalian tembakau akan semakin jauh dari harapan,” ujar Bima Arya.
Ia juga mengingatkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi stunting adalah kebiasaan merokok di dalam keluarga. Pasalnya konsumsi rokok menjadi salah satu penyebab stunting oleh salah satu anggota keluarga.
Ketua Umum ADINKES, dr. M. Subuh, MPPM, menyampaikan bahwa acara ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta. Menurut dr. Subuh, pengendalian konsumsi rokok menjadi salah satu kunci dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024 dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia masih berada di angka 21,5 persen, mengalami penurunan 0,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Yang mana target pemerintah adalah menurunkan angka ini menjadi 14 persen pada akhir 2024, sehingga diperlukan upaya kolektif yang lebih kuat. Apalagi dia mengungkapkan dalam laporan Menteri Keuangan bahwa rokok menjadi salah satu komponen pengeluaran terbesar rumah tangga setelah beras, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam upaya memprioritaskan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan yang lebih bergizi. Makanya ADINKES mengapresiasi berbagai Pemda termasuk upaya Kota Makassar dalam implementasi KTR dan menyediakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) untuk masyarakat.
Sebanyak 29 kabupaten dan kota se-Indonesia, termasuk Kota Makassar, menerima penghargaan ini sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat implementasi KTR dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Acara dihadiri pula Kadinkes Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, serta kepala dinas kesehatan dan tim puskesmas dari seluruh Indonesia. (*)