Kepala BPBD Kota Makassar, Ahmad Hendra Hakamuddin saat memantau posko pengungsian di Kelurahan Manggala. (IST)
menitindonesia, MAKASSAR – Banjir yang merendam lima kecamatan di Kota Makassar sejak Selasa (11/2) kini mulai berangsur surut.
Ribuan warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing, namun 679 jiwa dari 189 kepala keluarga masih bertahan di tempat pengungsian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Ahmad Hendra Hakamuddin mengungkapkan, mayoritas pengungsi yang tersisa berasal dari Kecamatan Manggala dan Biringkanayya.
“Jumlah pengungsi saat ini tersisa 679 orang, dengan rincian 552 jiwa di Manggala dan 127 jiwa di Biringkanayya,” jelas Ahmad Hendra, Minggu (16/02/2025).
Pihak BPBD terus melakukan pemantauan di titik-titik banjir untuk memastikan keselamatan warga.
Bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun perorangan, terus berdatangan guna meringankan beban para pengungsi.
“Sejak status tanggap darurat bencana diumumkan, logistik dan kebutuhan pokok terus kami terima,” tambah Ahmad Hendra.
Dinas Sosial Kota Makassar juga telah menyalurkan ribuan paket makanan bagi warga terdampak. Kepala Dinas Sosial, Ita Isdiana Anwar, menyebutkan bahwa total 19.886 bungkus makanan telah disalurkan kepada para pengungsi.
Terpisah, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menegaskan, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam lima tahun terakhir. Penyebab utama bencana ini adalah kombinasi cuaca ekstrem, pembukaan pintu Bendungan Bili-bili, serta buruknya tata ruang kota.
“Kecepatan air naik sangat cepat. Curah hujan tinggi dan minimnya daerah resapan memperparah kondisi,” ujar Ramdhan Pomanto yang akrab disapa Danny.
Ia menegaskan bahwa selama kepemimpinannya, izin pembangunan di wilayah rawan banjir akan diperketat untuk mencegah terulangnya bencana serupa.
“Ini bukan hanya bencana alam, tetapi juga bencana tata ruang. Kita harus lebih serius dalam menata kota agar bencana seperti ini tidak terus berulang,” tegasnya.
Banjir tahunan di beberapa titik rawan, seperti di Kelurahan Manggala, Jalan Kecaping Blok 8 dan 10, menjadi perhatian khusus pemerintah kota. Dengan air yang mulai surut, warga berharap kondisi segera pulih agar aktivitas kembali normal.