Lulusan Pesantren Nurul Ikhwan Maros siap jemput masa depan. (ist)
Pesantren Nurul Ikhwan Maros menamatkan 144 siswa pada Kamis, 19 Juni 2025. Dari SD hingga MA, mereka membawa semangat Islam dalam mengejar masa depan. Simak kisah inspiratifnya di sini.
menitindonesia, MAROS – Suasana haru dan penuh kebanggaan menyelimuti Lapangan Upacara Pondok Pesantren Nurul Ikhwan, Dusun Matana, Desa Tellumpoccoe, Kecamatan Marusu, Kamis (19/6/2025).
Hari itu, ratusan orang tua, guru, dan tamu undangan menyaksikan momen penting: prosesi penamatan santri dari tiga jenjang pendidikan — ibtidaiyah (setingkat SD), tsanawiyah (SMP), dan aliyah (SMA).
Tradisi dan Apresiasi: Nuansa Islami Menyatu dalam Upacara
Upacara penamatan tak hanya berlangsung khidmat, tapi juga kental dengan nuansa budaya dan religi. Dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh ananda Rika, dilanjutkan dengan Angaru Adat oleh Samsir—salah satu santri MA—dan ditutup dengan Tari Padduppa yang anggun dibawakan oleh santriwati, suasana terasa menyentuh dan sakral.
Hadir mewakili Kepala Kantor Kemenag Maros, Dr. H. Abd Kadir, serta sejumlah tokoh penting lainnya seperti Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Maros, Drs. KH. Ibnu Hajar, dan Camat Marusu yang diwakili oleh Kasi Pemerintahan, Zainuddin. Mereka turut memberikan semangat dan penghargaan atas pencapaian besar yang diraih pesantren ini.
900 Lebih Alumni, 15 Tahun Pengabdian
Dalam sambutannya, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhwan, Ustaz Ansar, S.Ag., M.A., menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT dan apresiasi mendalam kepada para orang tua yang mempercayakan pendidikan anaknya di Nurul Ikhwan.
“Alhamdulillah, tahun ini kami menamatkan 144 siswa: 25 dari Ibtidaiyah, 62 dari Tsanawiyah, dan 57 dari Madrasah Aliyah. Ini adalah angkatan ke-15 sejak kami berdiri pada 9 Juli 2009,” ungkap Ustaz Ansar, penuh rasa syukur.
Ia menambahkan, sejak awal berdirinya, pesantren ini telah meluluskan lebih dari 900 lebih santri. “Kita mulai dari tengah, dari jenjang Tsanawiyah. Itu simbol bahwa kami siap naik ke atas, namun tetap bisa membumi. Inilah filosofi dan arah perjuangan kami,” lanjutnya.
Optimisme dengan Prinsip Islam
Mengangkat tema “Optimisme Mengejar Masa Depan dengan Memegang Prinsip Islam”, penamatan kali ini bukan hanya seremoni akademik. Ia menjadi perayaan akan nilai-nilai pendidikan yang berpadu dengan iman, tradisi, dan visi besar ke depan.
“Kami akan terus berusaha meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, membimbing santri agar tak hanya pintar secara ilmu, tapi juga matang secara akhlak dan spiritual,” tegas Ustaz Ansar, disambut tepuk tangan para hadirin.