menitindonesia, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan percepatan penurunan angka stunting sebagai salah satu prioritas utama pada 2025.
Meski menunjukkan tren penurunan, prevalensi stunting di daerah ini masih berada di angka 23,3 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang tercatat sebesar 19,8 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Ishaq Iskandar, mengatakan target Pemprov adalah menurunkan angka tersebut menjadi di bawah 20 persen.
“Kami optimistis bisa menekan angka stunting lebih jauh agar berada di bawah rata-rata nasional,” ujar Ishaq, Senin (21/7/2025).
Sebagai langkah akseleratif, Pemprov Sulsel akan meluncurkan program Aksi Stop Stunting, sebuah gerakan sinergis lintas sektor yang dirancang untuk memperkuat pencegahan dan penanganan stunting dari tingkat desa hingga kabupaten/kota.
Program ini dijadwalkan akan dicanangkan langsung oleh Gubernur Sulsel pada akhir Juli 2025.
“Dengan pelibatan seluruh pihak, mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah daerah, hingga masyarakat, kami berharap tidak hanya menurunkan angka stunting, tetapi juga mencegah munculnya kasus baru,” kata Ishaq.
Aksi Stop Stunting akan mengintegrasikan sejumlah pendekatan, termasuk intervensi medis, pemantauan gizi, edukasi keluarga, peningkatan sanitasi lingkungan, hingga pemenuhan pangan bergizi.
Program ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Pemprov Sulsel dalam pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan unggul, serta mendukung pencapaian target nasional dalam penurunan stunting sebagai indikator utama pembangunan kesehatan masyarakat.