Ustaz Das’ad Latief berkunjung ke BPOM RI, berbincang hangat dengan Prof. Taruna Ikrar tentang keamanan pangan, moralitas, dan sains untuk bangsa.
menitindonesia, JAKARTA — Ada suasana berbeda pagi ini di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Saat matahari mulai menanjak dan sinarnya menyapa halaman kantor, suasana mendadak terasa lebih hangat. Ustaz Das’ad Latif datang berkunjung, bersilaturahmi dengan Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., Rabu (22/10/2025).
Kehadiran ustaz yang dikenal dengan gaya dakwahnya yang lugas dan jenaka itu disambut penuh keakraban. Di sela perbincangan santai, Ustaz Das’ad melontarkan sejumlah candaan yang sarat makna, membuat suasana cair namun tetap bernas. Ia mengaku sudah lama mengikuti kiprah dan rekam jejak Prof. Taruna Ikrar—sosok ilmuwan yang kini dipercaya memimpin BPOM RI dengan semangat pembaruan.
“Bukan pangan kalau tidak aman. Dan kalau mau tahu aman atau tidaknya, tanya ke BPOM — bukan yang lain!” ujar Ustaz Das’ad sambil tergelak.
Di balik kelakar Ustaz Das’ad itu, tersimpan pesan serius tentang pentingnya keamanan pangan dan obat bagi masyarakat.
Bagi Prof. Taruna Ikrar, mengaku senang mendapat kunjungan dari Ustaz yang juga berasal dari Makassar itu. Ia bilang, pertemuan dengan Das’ad membuka ruang refleksi tentang bagaimana nilai moral dan ilmu pengetahuan bisa berjalan beriringan.
“Kami di BPOM sangat terbuka untuk bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan ulama dalam meningkatkan literasi keamanan pangan dan obat. Edukasi berbasis moral dan spiritual adalah kekuatan besar untuk membentuk kesadaran masyarakat,” ujarnya dengan penuh semangat.
Prof. Taruna menuturkan, BPOM kini tengah memperkuat konsep Academic, Business, Government (ABG) — sinergi strategis antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah — untuk memastikan sistem pengawasan yang berbasis sains, inovasi, serta berpihak pada rakyat.
“ABG ini bukan hanya sinergi birokrasi dan industri, tapi juga wadah moralitas kebangsaan. Kita ingin setiap kebijakan berpihak pada masyarakat, terutama UMKM pangan dan obat tradisional,” tegasnya.
Pesan Ustaz Das’ad: Tanamkan Nilai Ilmu, Moral dan Kemanusiaan
PADA pertemuan yang penuh candaan itu, Ustaz Das’ad bilang, ia melihat BPOM kini banyak berubah. Bukan hanya sebagai lembaga pengawas obat dan makanan, tapi kini sudah berkembang menjadi pusat peradaban. Oleh karena itu, ia berpesan agar BPOM tetap konsisten menanamkan nilai-nilai ilmu, moral dan kemanusiaan.
“Saya melihat, di BPOM sekarang, bukan lagi kerja administratif, tapi sudah naik level tertinggi menjadi kerja pengabdian,” ucapnya.
Menurutnya, di tengah hiruk pikuk citra dan formalitas lembaga, BPOM justru tampil dengan ketulusan dan integritas.
“BPOM telah menjadi contoh bahwa integritas itu nyata, bukan slogan. Prof Taruna yang saat ini memimpin BPOM RI, tak hanyaseorang ilmuwan, tapi juga pejuang kemanusiaan,” ujarnya mantap.
Doa dan Harapan
Menjelang akhir kunjungan, suasana hening sejenak ketika Ustad Das’ad memimpin doa. Dengan nada lembut, ia menyampaikan pesan yang merangkum seluruh pertemuan itu:
“Kalau makanan itu membawa berkah, maka di dalamnya harus ada keikhlasan dan keamanan. Itulah kerja besar BPOM yang perlu kita doakan.”
Doa pun diaminkan bersama. Sebuah momen yang menunjukkan bagaimana sains dan nilai-nilai spiritual bisa bersatu dalam satu tujuan: menjaga kehidupan dan keberkahan bangsa. (sofie)