BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi RI 5,04%, Lapangan Kerja Naik 1,9 Juta Orang

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud saat memberikan penjelasan melalui media sosial. (Tangkapan layar)
menitindonesia, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year-on-year) pada triwulan III-2025, sejalan dengan proyeksi para ekonom.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan, pertumbuhan ini ditopang kuat oleh industri pengolahan yang tumbuh 5,54 persen, di atas rata-rata nasional.
“Industri logam dasar tumbuh 18,62 persen sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk besi dan baja,” ujar Edy saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Menurut BPS, sektor makanan dan minuman juga mencatat kinerja impresif dengan pertumbuhan 6,49 persen, sementara industri kimia, farmasi, dan obat tradisional naik 11,65 persen didorong peningkatan permintaan domestik maupun ekspor.
Dengan capaian ini, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB naik menjadi 19,15 persen dari sebelumnya 19,02 persen pada periode yang sama tahun lalu.

BACA JUGA:
Prabowo: Soal Utang Kereta Cepat Whoosh, Saya yang Tanggung Jawab!

Sektor perdagangan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar kedua sebesar 0,72 persen, disusul oleh informasi dan komunikasi sebesar 0,63 persen.
Dari sisi ekspor, BPS mencatat pertumbuhan 9,91 persen (yoy) di triwulan III-2025. Ekspor nonmigas melonjak 12,56 persen, terutama dari komoditas minyak kelapa sawit, besi dan baja, serta mesin dan peralatan listrik. Sementara ekspor migas terkontraksi 18,15 persen akibat penurunan nilai dan volume.
Selain ekspor, konsumsi pemerintah tumbuh 5,49 persen, dan investasi (PMTB) naik 5,04 persen, memperkuat basis pertumbuhan domestik.

BACA JUGA:
Prabowo Kucurkan Rp5 Triliun, Tambah 30 Rangkaian KRL Baru untuk Jabodetabek

Pasar Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Membaik
BPS juga melaporkan perbaikan di pasar tenaga kerja. Jumlah penduduk bekerja per Agustus 2025 mencapai 146,54 juta orang, naik 1,90 juta dibanding tahun sebelumnya.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 4,85 persen, dari 4,91 persen pada Agustus 2024.
“Penurunan TPT disertai dengan peningkatan pekerja formal menjadi 42,20 persen dari total pekerja,” jelas Edy.
Sektor pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar dengan kontribusi 28,15 persen, disusul perdagangan (18,73 persen) dan industri pengolahan (13,86 persen).
BPS juga mencatat peningkatan kualitas pekerjaan. Pekerja penuh waktu naik menjadi 67,32 persen, sementara pekerja paruh waktu dan setengah pengangguran menurun.
IPM Indonesia Naik, Kualitas Hidup Membaik
Selain pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2025 juga meningkat menjadi 75,90, naik dari 75,02 tahun sebelumnya.
Seluruh komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan: harapan hidup 74,47 tahun, harapan lama sekolah 13,30 tahun, dan rata-rata lama sekolah 9,07 tahun.
“Kenaikan IPM menandakan masyarakat Indonesia hidup lebih sehat, berpendidikan lebih tinggi, dan memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik,” ujar Edy.
Meski begitu, BPS mencatat disparitas antarwilayah masih menjadi tantangan, terutama di beberapa provinsi kawasan timur Indonesia yang mencatat IPM di bawah rata-rata nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang stabil, pasar kerja yang membaik, dan peningkatan IPM menunjukkan fondasi ekonomi Indonesia semakin kuat di tengah dinamika global.
“Momentum pertumbuhan ini perlu dijaga agar ekonomi Indonesia tetap tangguh di kuartal berikutnya,” tutup Edy.