Ironis, Ribuan Pengangguran di Maros Mayoritas Berstatus Sarjana

ILUSTRASI
menitindonesia, MAROS – Jumlah angka pengangguran di Kabupaten Maros masih tergolong tinggi. Data terbaru mencatat sebanyak 11.652 orang dari total 235.940 angkatan kerja belum memiliki pekerjaan.
Ironisnya, mayoritas pengangguran justru berasal dari kelompok usia produktif 18 hingga 25 tahun dan merupakan lulusan pendidikan tinggi atau sarjana Strata 1 (S1)
Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Ketenagakerjaan Maros, Darwansyah, mengatakan fenomena ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Kita menghadapi situasi di mana banyak anak muda berpendidikan tinggi, tapi belum terserap di dunia kerja. Ini tantangan besar,” ujarnya, Jumat (2/5/2025).

BACA JUGA:
Wakil Bupati Pastikan Laju Inflasi di Maros Tetap Stabil di Bawah 2,5 Persen

Sebagai respons, pemerintah daerah telah menggulirkan berbagai program peningkatan kualitas SDM. Di antaranya pelatihan keterampilan kerja, pemagangan di dunia usaha, serta penyelenggaraan bursa kerja atau job fair yang rutin diadakan tiap tahun.
“Kami bekerja sama dengan balai diklat industri untuk pelatihan keterampilan. Tujuannya agar mereka siap bersaing di pasar kerja,” kata Darwansyah.
Namun, efektivitas program ini masih menghadapi kendala. Dari 700 hingga 800 pencari kerja yang rutin mengikuti job fair setiap tahun, hanya sekitar 10 persen yang berhasil terserap ke dunia kerja.
“Kami akui tingkat serapannya masih rendah. Ini jadi evaluasi kami ke depan,” tutupnya.
Tingginya angka pengangguran di kalangan sarjana muda menunjukkan adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan pasar kerja. Pemerintah daerah dituntut untuk lebih progresif dalam menciptakan peluang kerja baru dan menyesuaikan pelatihan dengan kebutuhan industri terkini.