Demo Gema LMP Tuntut Erick Thohir Copot GM PLN Sulselbar

Ratusan Massa Gema LMP mendemo PLN, minta GMnya dicopot. (toto: dok aksi LMP)
PLN Sulselbar didemo  – Sejak Ismail Deu memimpin PLN Wilayah Sulselbar, sorotan warga tak henti-hentinya. Kali ini, Gema LMP menggelar demo menuntut menteri BUMN Erick Thohir, turun tangan membenahi prilaku pimpinan PLN Wilayah Sulselbar yang dinilai merugikan konsumen.
menitindonesia.com, MAKASSAR, – Gerakan Mahasiswa Laskar Merah Putih (Gema LMP) Markas Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor PT PLN Wilayah Sulselbar, Jalan Hertasning Raya, Makassar, Rabu (16/9).
Sekitar ratusan massa Gema LMP dalam aksi mereka menuntut agar GM PLN Ismail Deu dicopot. Massa membentangkan spanduk, meminta Kementerian BUMN turun mengevaluasi kinerja pimpinan PT PLN Wilayah Sulselbar yang selama ini dinilai meresahkan warga.
Koordinator Aksi Bimbim menegaskan tuntutannya disebabkan adanya keresahan warga terkait kenaikan tarif listrik oleh PLN. “Kami menemukan beberapa KWH meter milik PLN yang kini tersebar, khususnya di Sulawesi Selatan tidak dilakukan tera ulang,” ujar Bimbim.
Menurutnya, KWH yang merupakan bagian dari alat ukur, takar, timbang dan peralatannya (UTTP) yang mana diatur pada undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang meteorologi legal, setiap UTTP yang digunakan untuk transaksi jual beli, wajib ditera ulang.
“PLN Wilayah Sulselrabar telah melanggar undang-undang nomor 08 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, yang mana tertuang dalam pasal 08 bahwa setiap pelaku usaha dilarang memproduksi atau memperdagangkan barang atau jasa yang tidak memenuhi syarat atau standar perundang-undangan,” ujarnya.
Adanya indikasi kecuranghan meteran (KWH), kata Bimbim, sepertinya disengaja karena tidak ada upaya dari pihak PLN untuk melakukan pembenahan. “Hal ini jelas merugikan konsumen,” ujar Bimbim.
Sementara, salah satu warga Makassar yang pernah merasakan sangat dirugikan pelayanan PLN, yakni Wakil Dekan III Fisip Universitas Hasanuddin, Dr. Hasrullah, MA.
Ia menerangkan, bahwa berbagai keluhan warga terkait kenaikan drastis biaya yang ditanggung warga selama pandemi Covid-19, menjadi persoalan yang tidak pernah diselesaikan oleh PLN.
Pakar komunikasi politik ini mencontohkan kejadian yang dialami ibunya. “Di saat ibu saya sakit-sakitan dan jarang di rumah, sehingga ada tunggakan tiga bulan, tapi listrik di rumah langsung dicabut tanpa pemberitahuan. Padahal besoknya, sudah dibayar ibu saya Rp600 ribu, tapi listriknya tetap dicabut,” ujar Hasrullah suatu hari.
Menurut Hasrullah, semestinya pimpinan PLN Wilayah Sulserbar memiliki rasa kemanusiaan terhadap warga di masa pandemi Covid-19.
Sama dengan tuntutan pengunjuk rasa Gema LMP, penulis buku “Opium Politik dan Dramaturgi” itu juga meminta agar GM PLN Wilayah Sulselbar itu dicopot. Bakan kalau perlu, kata Hasrullah, seluruh direksinya juga ikut dicopot.
Saat hendak dikonfirmasi kepada General Manajer PT PLN Persero Unit Induk Wilayah Sulselbar, Ismail Deu, ia tak bisa ditemui. Sejumlah karyawan di kantornya bilang jika bosnya sulit ditemui wartawan, karena saat ini sedang galau jika ada sorotan apalagi didemo oleh warga. (ali amin).