Pasca KLB Demokrat di Dili Serdang, SBY Merasa Malu Pernah Mempercayai Moeldoko

KIetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto Capture FB)

menitindonesia, JAKARTA – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan melalui keterangan pers yang disiarkan langsung pada akun Facebook SBY, terkait hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, di Dili Serdang, Jumat (5/3/2021).
Presiden ke 6 RI itu, menyampaikan pernyataan secara resmi, bahwa KLB Dili Serang yang telah menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat adalah KLB abal-abal dan tidak sah, karena semua persyaratan untuk menggelar KLB sebagaimana diatur dalam AD/ART Partai Demokrat yang telah disahkan Menkumham, tidak terpenuhi.
“Penetapan Moeldoko, orang dalam pemerintahan, bukan kader demokrat, menjadi ketua umum Partai Demokrat melalui KLB abal-abal untuk mendongkel ketua umum yang sah, sesuai hasil kongres ke V Partai Demokrat, 25 Maret 2020, merupakan perbuatan yang tidak terpuji,” kata SBY, di Cikeas, Jumat (5/3/2021), malam.
SBY mengatakan, sebulan yang lalu, Ketua Umum Partai Demokrat AHY, telah mengirim surat kepada (Yang Mulia) Presiden Joko Widodo untuk meminta klarifikasi terhadap adanya gerakan pengambil alihan kepemimpinan Partai Demokrat yang melibatkan KSP Moeldoko. Namun, kata SBY, banyak pihak yang justru mengatakan demokrat hanya mencari sensasi, hanya playing victim.
Bahkan, kata dia, Moeldoko pun mengatakan bahwa issu pengambilalihan itu ia tidak tahu menahu, karena dia mengaku bertemu kader demokrat hanya untuk ngopi-ngopi saja.
“Ada juga yang berkeyakinan, KSP Moeldoko pasti diberi sanksi atasannya, tidak mungkin pemerintah memberika izin pelaksanaan KLB karena hal tersebut adalah tindakan yang tidak sesuai etika dan aturan AD/ART Partai Demokrat,” ucap SBY.
Namun, kata SBY, hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di Dili Serdang, banyak yang tercangang dan tidak percaya, bahwa Moeldoko benar-benar tega melakukan kudeta.
“Moeldoko merebut kepemimpinan yang sah dengan cara yang tidak terpuji, tidak kesatria dan hanya mendatangkan rasa malu bagi prajurit yang pernah bertugas di TNI, termasuk rasa malu pada saya, karena pernah memberikan kepercayaan kepadanya semasa saya menjadi Presiden,” ucap SBY.
Lebih lanjut SBY mengatakan, sebagai orang yang menggagas, membina dan bahkan pernah memimpin langsung Partai Demokrat, tak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa kelak akan dibeginikan. “Selama 10 tahun memimpin Indonesia dulu, baik secara pribadi, maupun Partai Demokrat yang saya bina tidak pernah merusak partai lain,” ujarnya.
SBY juga menyampaikan pesan kepada Ketum AHY dan seluruh kader PD di seluruh tanah air, bahwa ia sangat merasakan apa yang kader demokrat rasakan hari ini. “Saudara pasti marah, terhina dan geram terhadap yang berkhianat hanya karena uang dan janji jabatan sehingga mereka berkhianat,” kata SBY
Sebagai orang tua di partai, SBY minta seluruh kader demokrat bersabar.
“Saya tetap percaya, bahwa Bapak Presiden Jokowi memiliki integritas dan kearifan menyikapi pendongkelan kepemimpinan partai demokrat yang sah,” ujar SBY.
Meskipun gangguan terhadap partai demokrat belumlah usai, SBY mengajak seluruh kader partainya bersatu dan merapatkan barisan di bawah komando kepemimpinan AHY untuk berjuang bersama sampai keadilan didapatkan partainya.
“Perjuangan mempertahankan kedaulatan partai adalah perjuangan yang suci, ibarat perang, ini adalah perang yang dibenarkan. Perang untuk mendapatkan keadilan,” pungkas SBY. (andi ade zakaria)