Prof Idrus Paturusi: Saturasi di Bawah 90 Persen Sangat Berbahaya, Untung Ada Satgas Detektor Covid-19 Bekerja

Guru Besar Fakultas Kedukteran Universitas Hasanuddin, Prof. Dr.dr. Idrus A Paturusi, Sp.B, SpOT . (Foto: ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Dr dr Idrus A Paturusi Sp.B, SpOT, mengapresiasi temuan dari hasil pendataan yang dilakukan Satgas Detektor Covid-19 Pemkot Makassar, yang menemukan sebanyak 4.941 orang yang terdeteksi mengalami saturasi di bawah angka 90 persen.
“Saturasi di bawah 95 persen saja itu sudah bahaya. Ini yang banyak terjadi di Jakarta. Biasa disebut Happy Hypoxia, dimana orang-orang tidak mengetahui jika oksigen dalam darahnya berkurang. Ini bahaya jika tidak ditindaki dengan cepat,” kata Idrus Paturusi pada rapat koordinasi monitoring dan evaluasi Makassar Recover bersama Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto, Selasa (13/7/2021).
Lebih lanjut, mantan rektor Unhas itu mengatakan, langkah yang dilakukan Walikota Makassar, Danny Pomanto, menurunkan Tim Detektor untuk melacak kondisi kesehatan warga sudah tepat meskipun banyak menimbulkan pro dan kontra.
“Untungnya ada Tim Detektor yang diturunkan untuk mendektsi dan mentracking (melacak), meskipun banyak pro kontra,” ujarnya.
Prof Idrus juga menyarankan, setiap masukan dari masyarakat patut didiskusikan dan diperbaiki pemerintah Kota Makassar, karena dengan demikian, kata dia, kebaikan yang dilakukan bisa lebih ditingkatkan lagi.
Sementara itu, Walikota Makassar Danny Pomanto mengungkapkan, bahwa ada segelintir orang yang selalu menghembuskan isu-isu miring terkait program Makassar Recover sehingga menyebabkan tim detektor ada yang mengalami kesulitan melaksanakan tugasnya di beberapa wilayah.
“Jadi ada beberapa wilayah memang tidak terlalu mendukung program ini. Jadi, ada warga yang tidak siap, padahal ini sangat menguntungkan mereka,” kata Danny Pomanto.
Meski demikian, Danny meminta warga agar mau bekerjasama sebab apa yang dilakukan pemerintah Kota Makassar adalah untuk melindungi dan menyelamatkan warga dari potensi terinveksi Covid-19.
Setelah menemukan ada warga yang memiliki saturasi rendah, kata dia, Pemkot akan segera mengantisipasi dengan menurunkan tim untuk melakukan PCR (bukan Swab Antigen) terhadap warga yang terdata.
“Banyaknya warga yang ditemukan memiliki suhu badan tinggi dan saturasi rendah, maka ini harus ditindaki cepat. Kalau tidak ada tim detektor yang bekerja, kita tidak tahu kalau ada warga yang sakit,” pungkasnya. (roma)