menitindonesia, MAKASSAR – Dosen Komunikasi Fisip Universitas Hasanuddin Dr Hasrullah, MA, menyampaikan kesannya setelah mengikuti acara bedah buku Aldera “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999” yang dilaksanakan oleh IKA Unhas Makassar dan Yayasan Anak Rakyat Indonesia (YARI), di Claro Hotel, Jumat (11/11), kemarin.
Hasrullah mengatakan, acara bedah buku yang digelar secara berkualitas jarang lagi ditemukan. Ia pun mengaku, selama abad 21, baru kali ini menemukan gelar bedah buku yang diselenggarakan dengan design yang sangat berkualitas.
“Bedah Buku Aldera ini sangat berkualitas. Saya tidak pernah temukan acara bedah buku yang berkualitas seperti bedah buku Aldera ini. Dikemas sangat bagus, menampilkan narasumber yang tepat, hingga peserta yang banyak juga aktif,” kata Hasrullah kepada jurnalis media ini, Minggu (13/11/2022).
Ia menuturkan, buku Aldera yang menceritakan kerasnya perjuangan Pius Lustrilanang melalui organ gerakan Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) di Bandung, menjadi literasi gerakan reformasi yang sangat penting bagi generasi saat ini dan generasi akan datang.
Melalui Buku Aldera, kata Hasrullahh, sangat jelas, Aldera adalah salah satu organ gerakan yang menginspirasi lahirnya gerakan reformasi 1998 dengan melibatkan kekuatan civil society.
“Gerakan reformasi 98, masa itu tak bisa dibendung. Ada aliran perlawanan rakyat yang sudah terkonsolidasi dan mereka berkolaborasi dengan mahasiswa untuk menuntut reformasi dan perubahan. Ini yang memaksa Presiden Soeharto harus turun,” katanya.
Militansi dan kecerdasan dalam membangun gerakan yang dimiliki Pius Lustrilanang–yang kini menjabat pimpinan BPK RI–pada tahun 1993-1999 ini, kata Hasrullah, berupaya dirawat dalam ingatan publik melalui buku yang bersumber dari kesaksian di masa itu.
Yang lebih menarik, lanjut Hasrullah, militansi dan idealisme yang ada pada Aldera itu, tak hanya sampai pada buku atau literasi tentang gerakan reformasi 98. Di Makassar, kata dia, idealisme Pius itu berupaya ditularkan oleh Rudianto Lallo melalui IKA Unhas dan Yayasan Anak Rakyat.
“Dengan menghadirkan elemen mahasiswa berbaur dengan aktivis 98 dan para pejabat, pengusaha dan tokoh dari berbagai kalangan dan organisasi, ini sama dengan menularkan idealisme Pius Lustrilanang 25 tahun silam,” ucap Hasrullah.
Wakil Dekan III Fisip Unhas itu, mengaku sangat tertarik dengan sosok Ketua DPRD Kota Makassar, sebagai tokoh di balik bedah buku Aldera, di Makassar. Menurutnya, Rudianto sebagai Ketua IKA Unhas, menjadikan bedah buku Aldera sebagai momentum untuk merawat kesinambungan aktivis era reformasi dan aktivis di era milenial saat ini.
“Negara ini butuh aktivis yang punya militansi seperti Pius Lustrilanang di masa lalu, dan aktivis yang kreatif dan mampu menjaga idealisme seperti yang ditunjukkan Rudi Lallo,” ujar Hasrullah.
Diketahui, Yayasan Anak Rakyat Indonesia (YARI) dan IKA Unhas Makassar menggelar bedah buku Aldera, Pertanggungjawaban Moral Pius Lustrilanang yang hadiri sejumlah Kepala Daerah, Pimpinan Anggota DPRD, Aktiivis 98 dan perwakilan mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi se-Makassar.
Bedah buku ini dilaksanakan di Mahoni Hall, Hotel Claro, Jumat (11/11/2022). Ketua Panitia kegiatan tersebut adalah Rudianto Lallo yang juga Ketua DPRD Makassar. . (roma)