menitindonesia, MAKASSAR – Mengenakan jubah dan toga sarjana, wajah Suci Salsabilah tampak sumrigah: riang dan gembira. Gadis kelahiran Makassar 24 Agustus 1999 itu, baru saja menyandang lulusan terbaik pada acara wisuda Unhas yang digelar di baruga Andi Pangeran Pettarani, Kampus Unhas, Tamalanrea, Selasa (27/6/2023).
Dari 1.215 peserta Wisuda, dua orang dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Dengan IPK 4.0, salah satunya adalah Cici, begitu ia sehari-hari dipanggil akrab. Ia berhak menggunakan namanya dengan gelar: Suci Safwa Salsabila, SKM., M.AKK.
Putri Sulung pasangan Abdul Azis dan Hj Kusmira itu, berhasil menyelesaikan pendidikan program S2 jurusan Administrasi Kebijakan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas. Program S2 ini, dilalui Cici dalam kurun waktu yang singkat, 1,4 tahun.
Saat ditanya kiat-kiatnya bisa menyelesaikan studi S2 dalam tempo yang singkat, Cici bilang tak punya kiat khusus. Namun sebagai mahasiswi, kata dia, tugas utamanya adalah belajar, belajar, belajar dan belajar.
“Kalau kita punya visi mencapai prestasi akademik yang memuaskan, misinya harus rajin belajar dan fokus pada program studi yang sedang ditempuh. Harus belajar, belajar, belajar dan belajar!” katanya.
Setiap usaha, lanjut Cici, harus diboster dengan banyak ibadah dan berdoa. Dalam doanya. Setiap saat setelah ibadah, ia mengaku membisikkan keinginannya kepada Tuhan untuk menjadi lulusan terbaik. “Kita harus fokus dan meyakini usaha kita agar Tuhan mendengar doa-doa kita,” ucap dia.
Tak hanya itu, Cici juga mengatakan, sebagai anak sulung, ia ingin memberi contoh kepada saudara-saudaranya, bahwa setiap usaha dan kerja keras itu, akan menghasilkan capaian sesuai harapan. “Diawali dari niat memberi manfaat dengan ilmu, tekad kuat, dan belajar sungguh-sungguh. Insya Allah, tak ada usaha mengkhianati hasil,” jelas Cici.
Setelah mencapai prestasi akademik yang gemilang itu, Cici mengaku ingin memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat dengan ilmunya. “Dengan memberi manfaat pada kehidupan di situlah derajat manusia akan terangkat. Sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang bermanfaat,” kuncinya. (andi ade zakaria)