Indonesia-Australia Sepakat Kerjasama Jaga Potensi Nikel Agar Tak Habis

PM Australia Anthony Albinesse dan Presiden Jokowi. (ist)
menitindonesia, MAKASSAR – Indonesia dan Australia berkomitmen mengelolah komoditas mineral kritis agar tidak habis. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanesse telah menjalin kerjasama pengolahan mineral kritis yang ada di kedua negara itu.
Kerjasama ini diawali antara pihak Kamar Dagang dan Industri (KADIN) yang mewakili Indonesia dan Pemerintah Australia Barat. Salah satu mineral kritis yang akan fokus diolah dengan bijak ialah lithium (nikel) yang merupakan bahan penting untuk membuat baterai kendaraan listrik.
BACA JUGA:
Pembicara di Youth City Changers: Mulai Danny Pomanto, Bima Arya, hingga Menpora Dito Ariotedjo
Selain Indonesia yang kaya akan nikel dan sedang membangun industri baterai dan kendaraan listrik, Australia juga merupakan salah satu penghasil lithium terbesar. Lithium  termasuk komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.
“Kedua negara memiliki cadangan yang cukup penting untuk produksi baterai dengan potensi saling melengkapi untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan,” dikutip dari keterangan KADIN di sampaihijau.com, Sabtu (8/7/2023).
BACA JUGA:
Ketua DPRD Maros dan Bupati Chaidir Kompak Ramaikan Open Ceremonial Pertamina Dirgantara Motokart Drag Race 2023
Sebagai penanda dimulainya kerjasama kedua negara, pihak KADIN dan Pemerintah Australia meneken memorandum of understanding (MoU) untuk menjajaki peluang kemitraan dalam mineral kritis untuk industri baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pada 21 Februari 2023 lalu.
Dalam MoU ini, Indonesia dan Australia, merencanakan pada 2023-2025 mewujudkan pengembangan industri baterai EV terintegrasi lewat investasi industri pertambangan dan mineral.
“MoU ini telah membuka pintu yang lebih lebar bagi Indonesia dan Australia dalam mengkapitalisasi inovasi bersama untuk memperkuat posisi di rantai pasok global. Caranya, melalui investasi bersama pada area-area strategis dalam pembangunan ekonomi kedua negara,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid.
Kerja sama Indonesia – Australia ini, berawal dari perbincangan Jokowi dan Anthony Albanesse saat bersua di KTT G20 di Bali, tahun lalu. Jokowi lalu mengajak KADIN bertandang ke Australia untuk membahas kerjasama terkait mineral kritis itu.
“Kami mendorong segala upaya untuk menghubungkan lebih banyak bisnis dari berbagai sektor antara Indonesia dan Australia serta perluasan volume perdagangan dan diversifikasi investasi antara kedua negara,” tambah Arsjad.
Setelah adanya kerjasama kedua negara ini, lanjut Arsjad, diharapkan akselerasi sektor pengolahan mineral bisa di mulai dari hulu di pertambangan hingga proses produksi di hilir. (andi ade zakaria)