menitindonesia, JAKARTA – Direktur Asia Tenggara US Chamber of Commerce, –semacam kamar dagang di Amerika Serikat–Shannon Hayden, menulis: “Akankah Pemilu di Indonesia mendekatkan hubungan dengan AS?”
Dalam tulisannya itu, Shannon merujuk kepada salah satu bakal calon presiden (capres), Prabowo Subianto. Menurut Shannon, Indonesia adalah pemain utama di kawasan penting Indo-Pasifik.
“Ini adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, negara demokrasi terbesar ketiga, ekonomi terbesar keenam belas dan negara mayoritas muslim terbesar di dunia,” katanya, dikutip Menit Indonesia, Kamis (7/9/2023).
Shannon memaparkan sosok Prabowo Subianto, satu dari tiga kandidat, selain Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Menurutnya sejauh ini, Menteri Pertahanan (Menhan) itu, tampaknya memimpin survei yang membuatnya percaya diri maju lagi di Pilpres. Shannon menyebut, Prabowo mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Prabowo kalah melawan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019, dan jajak pendapat baru serta dinamika partai, membuat Prabowo berpikir bahwa pilpres ketiga merupakan pilihan.
Kini, lanjut Shannon, Prabowo memimpin koalisi yang luas dan Jokowi–yang belum memberikan dukungan resmi, namun popularitasnya mencapai 79 persen–telah mengisyaratkan bahwa Prabowo merupakan pilihan terbaiknya untuk melanjutkan kebijakannya.
Ungkit Masa Lalu Prabowo
Shannon juga mengungkit masa lalu Prabowo. Bagaimana Prabowo pernah menjadi menantu Presiden Soeharto yang memimpin Indonesia selama 32 tahun.
Ia menjelaskan, Prabowo pernah bertugas di militer, naik pangkat menjadi letnan jenderal angkatan darat dan memimpin pasukan khusus Indonesia. “Tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dalam peran ini menghalangi dia masuk ke AS selama bertahun-tahun, sebuah larangan yang telah dicabut dalam kapasitasnya saat ini sebagai menteri pertahanan,” ujar Shannon menambahkan kondisi saat ini.
Tak hanya itu, Shannon juga menerangkan bisnis Prabowo. Menurut Shannon, saat ini, Prabowo adalah seorang konglomerat yang memiliki 27 perusahaan. “Mulai dari minyak sawit, gas alam dan batu bara, hingga hukum, kertas dan pulp,” paparnya.
Hubungan Indonesia – AS
Shannon kemudian mengaitkan Prabowo dengan AS. Kemungkinan hubungan kedua negara (Indonesia-AS) semakin mesra jika Prabowo menjadi Presiden Indonesia.
Ia mengungkit, dalam kapasitasnya sebagai Menhan, Prabowo bertemu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin baru-baru ini. Keduanya menandatangani pembelian senjata dan mengadvokasi hubungan yang lebih erat antara kedua negara. “Indonesia berupaya modernisasi militernya melalui AS,” ungkap Shannon.
Kunjungan Prabowo ke AS itu, kata Shannon, merupakan upaya prioritas domestiknya untuk meningkatkan keterlibatan AS-Indonesia. Hal ini mencakup peningkatan lapangan kerja dan peluang ekonomi melalui kerjasama di berbagai bidang.
Shannon menjelaskan, bahwa sosok Prabowo sebagai kandidat Presiden, tampaknya telah mencapai apa yang ia rencanakan di AS, yaitu mengunjungi dan menjadi yang terdepan dalam hubungannya dengan AS. (AE)